Terminal Mandalika NTB: Model Pelayanan Transportasi Bus di Indonesia
Terminal Mandalika di NTB diharapkan menjadi model pelayanan transportasi bus di Indonesia, melayani 25 ribu penumpang per hari dengan berbagai fasilitas dan trayek AKDP dan AKAP.

Terminal Mandalika, yang terletak di Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), diharapkan menjadi model pelayanan transportasi bus di Indonesia. Terminal utama ini melayani hingga 25 ribu penumpang setiap harinya, menjadikannya pusat mobilitas utama di NTB. Kepala Dinas Perhubungan NTB, Lalu Muhamad Faozal, mengungkapkan harapannya agar Terminal Mandalika dapat menjadi contoh bagi terminal-terminal lain di seluruh provinsi.
Dengan luas lahan sekitar 40.000 meter persegi atau setara 40 hektare, Terminal Mandalika merupakan terminal penumpang kelas A. Terminal ini berfungsi sebagai penghubung antar daerah, terutama kota dan kabupaten di NTB. Berbagai trayek dilayani di sini, termasuk angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan antar kota antar provinsi (AKAP).
Layanan AKDP di Terminal Mandalika terus meningkat kualitasnya. Berbagai jenis bus tersedia, mulai dari bus standar eksekutif hingga bus sleeper, melayani rute dari Kota Mataram di Pulau Lombok hingga ke Bima di Pulau Sumbawa. Sementara itu, jumlah angkutan AKAP ke arah timur semakin berkurang, sebuah tren positif yang menunjukkan peningkatan kualitas layanan AKDP di NTB.
Fasilitas dan Pengembangan Terminal Mandalika
Terminal Mandalika telah mendapatkan renovasi melalui bantuan pemerintah pusat dengan anggaran Rp24,3 miliar. Renovasi ini meliputi pembangunan ruang tunggu penumpang, mushola, penataan tempat parkir bus, dan fasilitas pendukung lainnya. "Terminal Mandalika secara fungsional sudah dipakai, tetapi belum maksimal karena pelataran belum selesai, sehingga ruang parkir seperti yang kita lihat. Nanti kami laporkan kepada gubernur supaya mendapatkan dukungan APBN lagi," jelas Faozal.
Meskipun renovasi telah dilakukan, pembenahan masih terus berlanjut. Pemerintah Provinsi NTB berharap dapat memperoleh dukungan anggaran APBN lebih lanjut untuk menyelesaikan pelataran dan memaksimalkan fasilitas di terminal ini. Hal ini penting untuk memastikan kenyamanan dan keamanan penumpang.
Pemerintah Provinsi NTB juga berperan aktif dalam mengawasi dan mengatur operasional AKDP di Terminal Mandalika. "AKDP memang kewenangan pemerintah provinsi dari segi KPE (kartu pengawasan elektronik), pengecekan dan lain-lain. Bahkan, izinnya pun kami yang merekomendasikan. Mudah-mudahan semakin hari semakin nyaman orang naik transportasi (dari Terminal Mandalika)," tambah Faozal.
Potensi dan Tantangan Terminal Mandalika
Dengan volume penumpang yang tinggi dan peran pentingnya sebagai pusat transportasi di NTB, Terminal Mandalika memiliki potensi besar untuk menjadi model pelayanan transportasi yang modern dan efisien. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam hal penyelesaian pembangunan infrastruktur pendukung dan peningkatan kualitas layanan secara menyeluruh.
Keberhasilan Terminal Mandalika sebagai terminal model akan berdampak positif bagi sektor pariwisata dan perekonomian NTB. Terminal yang nyaman dan efisien akan menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan mobilitas penduduk. Oleh karena itu, dukungan dan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk memastikan keberhasilan pengembangan Terminal Mandalika.
Ke depan, Terminal Mandalika diharapkan dapat menjadi contoh bagi terminal-terminal lain di Indonesia dalam hal pelayanan, fasilitas, dan manajemen operasional. Dengan terus meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur, Terminal Mandalika dapat berkontribusi signifikan dalam meningkatkan konektivitas dan mobilitas di NTB.
Peningkatan kualitas pelayanan di Terminal Mandalika juga akan berdampak pada peningkatan kepuasan penumpang. Hal ini akan mendorong penggunaan transportasi umum dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Dengan demikian, Terminal Mandalika bukan hanya sebagai terminal, tetapi juga sebagai pusat mobilitas yang terintegrasi dan modern.