Terobosan Baru: Menteri P2MI Dirikan Migrant Center Bengkulu dan Migrant Class, Targetkan 1.000 PMI Per Tahun!
Menteri P2MI Abdul Kadir Karding akan mendirikan Migrant Center Bengkulu dan Migrant Class untuk mempermudah calon PMI. Bagaimana dampaknya bagi ribuan pekerja?

Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengumumkan rencana strategis untuk meningkatkan kualitas dan kemudahan bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Provinsi Bengkulu. Pengumuman ini disampaikan pada Senin, 28 Juli, di Bengkulu, menandai langkah signifikan dalam ekosistem pelatihan PMI.
Inisiatif ini mencakup pendirian "Migrant Center" dan "Migrant Class", yang dirancang untuk mengatasi berbagai kendala yang selama ini dihadapi oleh masyarakat Bengkulu. Kendala tersebut meliputi kesulitan dalam mengakses pelatihan keterampilan, sertifikasi, dan pemeriksaan kesehatan yang tersebar di berbagai lokasi.
Langkah ini diharapkan dapat mempermudah proses persiapan calon PMI, mencegah keberangkatan melalui jalur ilegal yang berisiko, serta mendukung target Gubernur Bengkulu Helmi Hasan untuk menghasilkan minimal 1.000 pekerja migran setiap tahunnya. Fasilitas terpadu ini akan menjadi solusi komprehensif bagi para calon pekerja.
Migrant Center: Solusi Terpadu Pelatihan PMI di Bengkulu
Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa Migrant Center akan berfungsi sebagai ekosistem pelatihan terpadu yang menghilangkan fragmentasi dalam proses persiapan calon PMI. Selama ini, calon pekerja migran di Bengkulu harus menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkan berbagai kebutuhan pelatihan dan administrasi.
Misalnya, pelatihan keterampilan mungkin harus dilakukan di satu daerah, sementara sertifikasi di daerah lain, dan pemeriksaan kesehatan bahkan harus ke Sumatera Selatan. Kondisi yang berbelit-belit ini tidak hanya menyulitkan, tetapi juga berpotensi membuat calon pekerja mengurungkan niat atau memilih jalur ilegal yang membahayakan.
Dengan adanya Migrant Center, seluruh proses pelatihan dan persiapan akan terpusat di Bengkulu, menjadikannya lebih efektif dan efisien. Pendirian pusat ini mendapat dukungan penuh dari Gubernur Bengkulu, Direktur Poltekes, dan Kementerian Kesehatan, yang menunjukkan komitmen bersama untuk kesejahteraan PMI.
Melahirkan Migrant Class: Persiapan Dini Pekerja Migran Berkualitas
Selain Migrant Center, Kementerian P2MI juga mendorong pembentukan "Migrant Class" di Bengkulu. Program ini bertujuan untuk menggenjot pencapaian target Gubernur Helmi Hasan yang ambisius, yaitu minimal 1.000 pekerja migran per tahun dari Provinsi Bengkulu.
Migrant Class akan diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), politeknik, bahkan kampus. Kelas khusus ini dirancang untuk mewadahi minat anak-anak muda yang bercita-cita bekerja di luar negeri, mempersiapkan mereka sejak dini dengan keterampilan yang relevan.
Kurikulum dalam Migrant Class akan mencakup pengajaran bahasa asing, keterampilan spesifik yang dibutuhkan di pasar kerja internasional, pemahaman mengenai kondisi negara tujuan, serta berbagai aspek penting lainnya yang mendukung kesuksesan pekerja migran. Dengan persiapan yang matang, para pekerja diharapkan tidak akan kesulitan di luar negeri dan dapat memperoleh penghasilan yang lebih tinggi.
Langkah awal implementasi Migrant Class dapat dimulai sebagai kegiatan ekstrakurikuler, berdasarkan survei peminatan siswa atau mahasiswa. Pendekatan ini memastikan bahwa persiapan tenaga kerja terampil sesuai dengan minat dan potensi individu, menciptakan generasi pekerja migran yang kompeten dan berdaya saing global.