Tim Gabungan Sisir Sungai Manunggul Cari Korban Serangan Buaya di Kotabaru
Tim gabungan Basarnas dan Polsek Sungai Durian menyisir Sungai Manunggul mencari korban yang diduga diserang buaya saat memancing.

Aparat kepolisian dari Polsek Sungai Durian bersama tim Basarnas bergerak cepat melakukan pencarian korban yang diduga menjadi korban serangan buaya di Sungai Manunggul, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Insiden tragis ini terjadi di wilayah Kecamatan Sungai Durian dan hingga kini korban belum berhasil ditemukan. Iptu Tri Wibawa, Kapolsek Sungai Durian, memimpin langsung upaya pencarian ini dengan membagi tim menjadi beberapa kelompok untuk menyisir berbagai lokasi di sepanjang sungai.
Menurut Iptu Tri Wibawa, pembagian tim ini bertujuan agar pencarian dapat dilakukan secara lebih efektif dan menyeluruh. Beberapa tim ditugaskan untuk menyisir alur sungai yang diduga menjadi lokasi awal kejadian. Kapolsek juga menekankan pentingnya keselamatan dan kehati-hatian bagi seluruh anggota tim pencarian. Pencarian ini melibatkan ahli dari Basarnas yang memberikan pengarahan untuk meningkatkan efektivitas pencarian dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya.
Sungai Manunggul memang dikenal sebagai salah satu habitat buaya di Kabupaten Kotabaru. Oleh karena itu, Iptu Tri Wibawa mengimbau warga untuk selalu waspada dan mematuhi peringatan yang telah dikeluarkan oleh pihak berwenang. Upaya pencarian akan terus dilakukan dengan evaluasi harian untuk menentukan titik-titik baru yang perlu disisir, dengan harapan korban segera ditemukan.
Pencarian Intensif dengan Metode Terukur
Basarnas membagi tim pencarian menjadi tiga kelompok dengan penempatan lokasi yang berbeda. Beberapa titik pencarian diidentifikasi berdasarkan informasi dari warga, termasuk area tikungan sungai yang sering menjadi lokasi kejadian serupa. Koordinator Lapangan Basarnas, Azis, menjelaskan bahwa kasus ini berbeda dengan insiden tenggelam biasa karena melibatkan serangan buaya. Arah pencarian tidak hanya mengikuti arus sungai, tetapi juga mempertimbangkan kemungkinan lain terkait keberadaan korban.
Azis menambahkan, tim pencarian harus lebih hati-hati dan menyeluruh karena tidak ada kepastian mengenai kondisi korban setelah serangan. Ia menyarankan agar tim menggunakan beberapa perahu secara bergantian dan tidak melakukan pencarian terlalu jauh dari titik awal. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan efektivitas pencarian.
“Kita tidak tahu pasti apakah korban sudah dimakan habis, masih berada di dalam perut, atau dimuntahkan kembali. Jadi pencarian harus lebih hati-hati dan menyeluruh,” tutur Azis.
Imbauan Keselamatan dan Kewaspadaan
Camat Sungai Durian, Raden Rahmat Mada, turut mengimbau seluruh tim pencari untuk mengutamakan keselamatan dalam setiap tahapan pencarian. Ia menekankan agar tim tidak bertindak tergesa-gesa dan segera menghubungi pihak berwenang jika menemukan sesuatu. Penanganan jenazah, menurutnya, sudah memiliki SOP yang jelas dan harus dijalankan oleh tim profesional.
Raden Rahmat Mada juga mengingatkan masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat Sungai Manunggul merupakan habitat buaya. Pihak berwenang terus berupaya memberikan informasi dan peringatan kepada masyarakat agar terhindar dari kejadian serupa di masa mendatang. Keselamatan menjadi prioritas utama dalam setiap upaya pencarian dan penanganan insiden ini.
Sebelumnya, seorang pria berinisial SM (32), warga Desa Legai, Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur, dilaporkan hilang setelah diduga diterkam buaya saat memancing di Sungai Manunggul pada Minggu (18/5) petang. Kejadian ini menambah daftar panjang risiko yang dihadapi warga yang beraktivitas di sekitar sungai yang menjadi habitat buaya.
Upaya pencarian korban akan terus dilakukan hingga membuahkan hasil. Evaluasi harian akan terus dilakukan untuk menentukan titik-titik baru yang perlu disisir. Seluruh tim yang terlibat berharap korban dapat segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dalam menghadapi situasi sulit ini.