TNI AD Sukses Kembangkan Lahan Tidur di Gununghejo Jadi Lumbung Pangan
Kerja sama TNI AD dan warga Desa Gununghejo, Purwakarta, berhasil mengubah lahan tidur seluas 200 hektare menjadi kebun sayur dan buah yang produktif, mendukung ketahanan pangan nasional.
Purwakarta, Jawa Barat - Inisiatif strategis TNI Angkatan Darat (TNI AD) dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia telah membuahkan hasil nyata di Desa Gununghejo, Purwakarta. Lahan tidur seluas 200 hektare, dulunya perkebunan karet milik PTPN yang terbengkalai sejak 2018, kini menjelma menjadi kebun sayur dan buah yang subur. Program ini merupakan implementasi langsung perintah Presiden Prabowo Subianto kepada Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak untuk memanfaatkan lahan tidur guna memperkuat ketahanan pangan nasional.
Transformasi Lahan Tidur Menjadi Lumbung Pangan
Program ini bukan sekadar memanfaatkan lahan kosong. TNI AD, dengan keahlian dan sumber daya manusianya yang memadai, berkolaborasi erat dengan 302 petani lokal. Sejak Desember 2024, lahan tersebut mulai digarap. Petani mendapat pelatihan dari anggota TNI tentang teknik pertanian modern dan efektif. Hasilnya, lahan gersang kini menghasilkan berbagai macam sayur dan buah.
Lokasi lahan yang berada di bukit dengan pemandangan lembah pegunungan memberikan tantangan tersendiri. Akses jalan yang masih berupa tanah merah dan berlumpur menambah kompleksitas pekerjaan. Namun, hal ini tak menyurutkan semangat TNI AD dan para petani. Mereka bekerja sama, bahu membahu, mengubah lahan yang tadinya terbengkalai menjadi area pertanian yang produktif.
Kolaborasi TNI AD dan Petani Lokal
Keberhasilan program ini tak lepas dari sinergi yang kuat antara TNI AD dan masyarakat Desa Gununghejo. Anggota TNI aktif terlibat dalam proses penanaman, dibantu oleh petani lokal yang berpengalaman. Mereka bekerja sama menanam berbagai jenis tanaman, mulai dari cabai, tomat, hingga buah-buahan seperti alpukat, lengkeng, dan durian. Sistem pertanian yang diterapkan pun terintegrasi dengan baik.
Salah satu kunci keberhasilan adalah pembangunan delapan embung dengan ukuran 12m x 15m dan kedalaman 4m. Embung-embung ini berfungsi sebagai penampung dan penyalur air ke seluruh lahan pertanian, memastikan ketersediaan air untuk tanaman sepanjang tahun. Sistem irigasi ini sangat penting, terutama mengingat kondisi geografis lahan yang berada di daerah perbukitan.
Keberlanjutan dan Dampak Positif
Program ini dirancang untuk berkelanjutan. Sayuran diperkirakan panen satu tahun sekali, sementara buah-buahan akan panen dalam dua hingga tiga tahun. Selain meningkatkan ketahanan pangan lokal, program ini juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Para petani mendapatkan penghasilan tambahan, sekaligus meningkatkan keterampilan pertanian mereka.
Lettu Unang Sunaria, Danramil 1903 Darangdan, menjelaskan bahwa program ini merupakan wujud nyata komitmen TNI AD dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Kerja sama yang harmonis antara TNI AD dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka saling bahu membahu, mengatasi berbagai tantangan, dan akhirnya berhasil mengubah lahan tidur menjadi lahan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat.
Keberhasilan di Gununghejo menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara TNI AD dan masyarakat dapat menciptakan solusi inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan. Model ini diharapkan dapat direplikasi di daerah lain di Indonesia, guna mencapai ketahanan pangan yang lebih optimal.
Kesimpulan
Program pengembangan lahan tidur di Desa Gununghejo, Purwakarta, menunjukkan komitmen nyata TNI AD dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Kolaborasi yang erat dengan masyarakat lokal serta penerapan teknologi pertanian yang tepat telah menghasilkan kebun sayur dan buah yang produktif. Keberhasilan ini diharapkan dapat menginspirasi program serupa di berbagai wilayah Indonesia.