UNS Berkomitmen Menuju Kampus Bebas Rokok
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta berkomitmen menciptakan kawasan tanpa rokok (KTR) untuk meningkatkan kualitas hidup civitas akademika, meskipun masih butuh waktu dan kerja sama berbagai pihak.

Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta resmi menyatakan komitmennya untuk mewujudkan lingkungan kampus bebas rokok. Langkah ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar dan bekerja yang sehat bagi seluruh civitas akademika. Inisiatif ini diumumkan pada Jumat, 17 Januari, di Solo, Jawa Tengah.
Kepala Bidang Manajemen Risiko UNS, Isna Qadrijati, menjelaskan bahwa komitmen UNS terhadap lingkungan sehat sudah lama tertanam. Penerapan kawasan tanpa rokok (KTR) di kampus diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup sivitas akademika dan mendukung cita-cita UNS sebagai institusi pendidikan yang unggul, tidak hanya secara akademik, tetapi juga dalam aspek kesehatan.
Untuk memperkuat komitmen ini, UNS baru-baru ini melakukan audiensi dengan Perkumpulan Pendidik dan Promotor Kesehatan Masyarakat Indonesia (PPPKMI) Pengurus Daerah Jawa Tengah. Audiensi ini bertujuan membangun pemahaman bersama tentang pentingnya KTR dan mensinergikan upaya kampus dengan organisasi terkait dalam mewujudkan UNS sebagai kampus bebas asap rokok.
Meskipun demikian, Isna mengakui bahwa UNS belum sepenuhnya bebas rokok. Beberapa fakultas, seperti Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit UNS, telah mendeklarasikan diri sebagai area bebas rokok. Namun, di fakultas lain, terutama di area kantin saat jam makan siang, masih ditemukan aktivitas merokok. UNS kini tengah berupaya menuju KTR secara menyeluruh, namun proses ini memerlukan waktu dan upaya yang berkelanjutan.
Ketua PPPKMI Pengurus Daerah Jawa Tengah, Anung Sugihantono, memberikan konteks pentingnya inisiatif UNS. Ia menyoroti tingginya prevalensi perokok aktif di Indonesia, mencapai 27,02 persen atau sekitar 70 juta orang, termasuk 7,4 persen di antaranya adalah anak usia 10-18 tahun. Perguruan tinggi, sebagai lingkungan belajar, idealnya menjadi contoh KTR.
Anung menekankan bahwa implementasi KTR di perguruan tinggi merupakan bentuk komitmen terhadap regulasi dan perlindungan generasi muda dari bahaya merokok dan pengaruh industri rokok. KTR juga berarti kampus tidak menerima iklan, promosi, sponsor, CSR, maupun beasiswa dari industri rokok.
PPPKMI siap mendukung UNS dalam mewujudkan KTR, menawarkan bantuan teknis dan pelatihan. Keberhasilan implementasi KTR di UNS sangat bergantung pada peran serta seluruh civitas akademika. Kerja sama dan kesadaran bersama sangat krusial untuk memastikan kebijakan ini berjalan efektif dan berkelanjutan. UNS menyadari bahwa perjalanan menuju kampus bebas rokok ini membutuhkan waktu dan komitmen bersama dari seluruh elemen kampus.