Unusa dan UNICEF: Edukasi Gizi Seimbang untuk Cegah Malnutrisi Anak
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) berkolaborasi dengan UNICEF mengadakan webinar untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak, guna mencegah masalah malnutrisi seperti stunting dan obesitas.
Dalam rangka memperingati Hari Gizi Nasional 2025, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan UNICEF berkolaborasi menyelenggarakan webinar bertema 'Memilih Makanan Sehat dan Bergizi Keluarga untuk Anak Bebas Malnutrisi'. Webinar ini menyoroti pentingnya gizi seimbang bagi tumbuh kembang anak dan upaya pencegahan malnutrisi.
Tantangan Gizi Global dan di Indonesia
Nutrition Officer Unicef Indonesia, Nike Frans, mengungkapkan bahwa dunia masih menghadapi tantangan besar dalam hal gizi anak. Stunting (kekurangan gizi kronis) dan wasting (kekurangan gizi akut) masih menjadi masalah utama pada balita. Ironisnya, peningkatan kasus obesitas dan anemia pada anak juga menjadi perhatian serius. "Satu dari tiga anak di dunia mengalami malnutrisi" kata Nike, mengutip data World Health Organization (WHO). Situasi di Indonesia juga mengkhawatirkan, dengan satu dari lima anak lahir dalam kondisi stunting.
Oleh karena itu, pemenuhan gizi yang baik harus dimulai sejak dalam kandungan. Hal ini ditekankan oleh Nike Frans sebagai langkah krusial dalam mencegah masalah gizi di kemudian hari. Perbaikan gizi sejak dini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal anak.
1000 Hari Pertama Kehidupan: Periode Emas Pertumbuhan
Dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr. Meta Herdiana Hanindita, menambahkan bahwa 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga usia dua tahun) merupakan periode emas atau golden period. Pada periode ini, perkembangan otak anak sangat pesat. Nutrisi yang cukup pada masa ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan massa otot, komposisi tubuh, dan metabolisme, yang berdampak jangka panjang hingga dewasa. "Nutrisi pada periode awal kehidupan sangat penting, karena bukan hanya berdampak pada saat itu namun seumur hidup," tegas dr. Meta.
Komponen Gizi Seimbang untuk MPASI dan Anak Usia Sekolah
Ni Luh Putu Ayu Putri Sariningrat dari UPT Labkesda Jawa Timur menjelaskan komponen gizi seimbang, khususnya untuk Makanan Pendamping ASI (MPASI). Ia menyebutkan delapan kategori makanan penting: karbohidrat (beras, umbi), ASI/susu, buah dan sayur kaya vitamin A, protein hewani, buah dan sayur lainnya, kacang-kacangan, dan telur. Selain 1000 hari pertama kehidupan, Putri juga menekankan pentingnya gizi seimbang untuk anak prasekolah dan sekolah, karena kebutuhan nutrisi mereka terus meningkat seiring pertumbuhan dan aktivitas.
Putri juga menyarankan pemantauan berat badan anak minimal seminggu sekali untuk mencegah obesitas. "Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi asupan makanan anak. Ingat, Kamu adalah apa yang kamu makan!" pesannya.
Kesimpulan
Webinar kolaborasi Unusa dan UNICEF ini memberikan edukasi penting tentang gizi seimbang untuk mencegah malnutrisi pada anak. Pesan utamanya adalah pentingnya pemenuhan gizi sejak dalam kandungan hingga masa pertumbuhan anak, dengan memperhatikan komponen gizi seimbang dan pemantauan berat badan secara berkala. Peran orang tua dalam mengawasi asupan makanan anak sangat krusial untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal.