Wagub Sulsel Dorong Kolaborasi Tekan Stunting, Angka Turun Signifikan!
Wakil Gubernur Sulsel mendorong kolaborasi lintas sektor untuk percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan, dengan angka stunting turun signifikan dari 27,4 persen menjadi 23,3 persen.

Makassar, 8 Mei 2024 - Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral untuk mempercepat penurunan angka stunting di provinsi tersebut. Upaya ini, menurutnya, tidak bisa hanya dibebankan pada satu atau dua instansi saja, melainkan membutuhkan kerja sama terintegrasi dari berbagai pihak. Hal ini disampaikan saat beliau membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2025 di Makassar.
Fatmawati Rusdi menjelaskan bahwa stunting bukan hanya masalah tumbuh kembang fisik anak, tetapi juga berdampak besar pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. "Stunting bukan hanya soal tumbuh kembang fisik anak, tapi berdampak pada kualitas sumber daya manusia ke depan. Ini adalah pekerjaan besar yang harus dikerjakan bersama, secara lintas sektor," ujarnya. Beliau menyoroti pentingnya sinergi antarlembaga, mengingat masih banyak daerah yang belum memahami peran masing-masing sektor dan TPPS.
Lebih lanjut, Wagub Sulsel menjelaskan bahwa penanganan stunting membutuhkan peran aktif dari berbagai pihak, bukan hanya Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan. "Bukan hanya Dinas Kesehatan atau Dinas Pemberdayaan Perempuan yang terlibat, tetapi ada setidaknya 14 dinas dan lembaga, termasuk BKKBN, BPOM, dan Kemenag, yang harus berkolaborasi," jelasnya. Beliau juga mengapresiasi peran aktif Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dalam mendukung penanganan stunting, serta memberikan bantuan kepada 10 daerah dengan angka stunting tertinggi sebagai bentuk dukungan nyata.
Percepatan Penurunan Stunting di Sulsel
Dalam rapat koordinasi tersebut, dilakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap aksi percepatan penurunan stunting di tingkat kabupaten/kota. Evaluasi diawali dengan pemaparan dari beberapa kabupaten yang masih memiliki angka prevalensi stunting tinggi, seperti Jeneponto, Enrekang, Takalar, Maros, dan Tana Toraja. Masing-masing daerah memaparkan identifikasi masalah dan tantangan dalam implementasi program percepatan penurunan stunting. Sebaliknya, beberapa kabupaten dengan prevalensi stunting rendah, seperti Barru, Bone, dan Selayar, memaparkan praktik baik yang dapat menjadi referensi bagi daerah lain.
Fatmawati Rusdi juga memuji keberhasilan Kabupaten Takalar dalam menurunkan angka stunting secara signifikan, berharap strategi yang diterapkan dapat diadopsi oleh daerah lain. "Yang terpenting adalah tidak berhenti di angka. Saya ingin, bila survei selanjutnya keluar, angka stunting di Sulsel sudah satu digit. Saya yakin dan percaya, selama semangat itu ada, kita bisa wujudkan penurunan stunting yang nyata," tegasnya. Wakil Gubernur mendorong kabupaten/kota dengan angka stunting dua digit untuk segera menerapkan strategi optimal agar mencapai angka satu digit.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Sulsel mencapai 27,4 persen, sedikit meningkat dari 27,2 persen pada tahun 2022. Namun, data terbaru SSGI 2024 menunjukkan penurunan signifikan, yaitu menjadi 23,3 persen. Ini menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya penurunan stunting di Sulawesi Selatan.
Tantangan dan Solusi Penurunan Stunting
Salah satu tantangan utama dalam upaya penurunan stunting adalah kurangnya pemahaman tentang peran masing-masing sektor dan kolaborasi antar lembaga. Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antar instansi terkait. Selain itu, perlu adanya strategi yang tepat sasaran dan terukur untuk mengatasi masalah stunting di setiap daerah, dengan memperhatikan kondisi dan karakteristik masing-masing wilayah.
Praktik baik dari kabupaten/kota dengan angka stunting rendah perlu didokumentasikan dan disebarluaskan agar dapat diadopsi oleh daerah lain. Hal ini dapat membantu mempercepat proses penurunan stunting di seluruh Sulawesi Selatan. Penting juga untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan stunting, melalui edukasi dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan komitmen dan kolaborasi yang kuat dari seluruh pihak, diharapkan angka stunting di Sulawesi Selatan dapat terus menurun dan mencapai target satu digit di masa mendatang. Pentingnya peran serta masyarakat dan strategi yang tepat sasaran akan menjadi kunci keberhasilan dalam upaya ini.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus mendukung program percepatan penurunan stunting melalui berbagai program dan kebijakan yang terintegrasi. Harapannya, kolaborasi yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai sektor terkait akan menghasilkan dampak yang signifikan dalam mewujudkan generasi Indonesia yang sehat dan berkualitas.