Wamendagri Himbau Pemda Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Ramadhan
Wakil Menteri Dalam Negeri meminta kepala daerah mewaspadai lonjakan harga pangan menjelang Ramadhan dan memastikan Bulog menyerap gabah sesuai target untuk mencegah inflasi.
![Wamendagri Himbau Pemda Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Ramadhan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000030.663-wamendagri-himbau-pemda-antisipasi-lonjakan-harga-pangan-jelang-ramadhan-1.jpg)
Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto, mengingatkan pemerintah daerah (pemda) untuk bersiap menghadapi potensi lonjakan harga bahan pangan menjelang bulan Ramadhan. Peringatan ini disampaikan langsung dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah 2025 di Jakarta, Selasa (4/2).
Dua hal krusial menjadi sorotan utama Wamendagri. Pertama, kenaikan harga jagung yang telah melampaui Rp7.000 per kilogram. Kenaikan ini berdampak langsung pada para peternak. Kedua, harga gabah kering petani juga perlu dipantau ketat. Bima Arya menekankan pentingnya pengawasan produksi dan distribusi jagung oleh dinas terkait di daerah.
"Pemantauan produksi dan distribusi jagung sangat penting," tegas Bima Arya dalam keterangannya. Ia juga meminta agar pemerintah daerah aktif dalam memonitor situasi ini.
Selain itu, Wamendagri juga menekankan pentingnya percepatan serapan gabah oleh Bulog. Target serapan gabah mencapai 30 juta ton di 26 provinsi. Bima Arya meminta dukungan penuh dari kepala daerah, dinas terkait, TNI, dan Polri untuk memastikan tercapainya target tersebut.
"Target 30 juta ton gabah di 26 provinsi harus tercapai," ujar Bima Arya. Keberhasilan serapan ini dinilai sangat krusial dalam menjaga stabilitas harga.
Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan inflasi year on year pada Januari 2025 tercatat rendah, yaitu 0,76 persen. Rendahnya angka inflasi ini dipengaruhi oleh diskon listrik 50 persen dari pemerintah. Namun, kenaikan harga beberapa komoditas pangan, seperti cabai rawit dan merah serta beras, tetap menjadi perhatian.
Amalia menambahkan, "Faktor cuaca sangat mempengaruhi suplai cabai merah dan rawit. Inflasi month to month untuk cabai merah dan rawit di bulan Januari bahkan di atas 60 persen." Ini menjadi sinyal penting untuk mengantisipasi potensi lonjakan harga ke depan.
Rakor tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kantor Staf Presiden, Badan Pangan Nasional, Kementerian Pertanian, Kejaksaan Agung, Bulog, dan Bareskrim Polri. Jajaran pemerintah daerah dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota juga turut berpartisipasi, baik secara langsung maupun virtual.
Kesimpulannya, pemerintah pusat dan daerah perlu bekerja sama untuk mengantisipasi lonjakan harga pangan menjelang Ramadhan. Pemantauan ketat terhadap harga jagung dan gabah, serta percepatan serapan gabah oleh Bulog menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan mencegah terjadinya inflasi.