Wamendag Pastikan Harga Bahan Pokok Aman Jelang Lebaran 2025
Wakil Menteri Perdagangan meninjau Pasar Prawirotaman, Yogyakarta, memastikan ketersediaan dan harga bahan pokok aman menjelang Lebaran 2025, meskipun daya beli masyarakat menjadi perhatian.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, melakukan peninjauan ke Pasar Prawirotaman, Yogyakarta, pada Jumat, 21 Maret 2025. Tujuannya adalah untuk memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok menjelang Lebaran 2025. Peninjauan ini melibatkan berbagai pihak, termasuk Wakil Menteri BUMN dan Wali Kota Yogyakarta, guna memastikan kesiapan menghadapi potensi lonjakan harga.
Hasil peninjauan menunjukkan bahwa harga barang-barang kebutuhan pokok seperti daging ayam dan MinyaKita masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET). Wamendag bahkan melakukan pengecekan langsung terhadap takaran MinyaKita dan memastikannya sesuai standar. "Hasil pemantauan kami, semuanya masih sesuai harga eceran tertinggi (HET), baik itu daging ayam, kemudian kita juga ngecek MinyaKita," jelas Dyah Roro.
Pemerintah pusat, melalui Wamendag dan Menteri Perdagangan, Budi Santoso, melakukan pemantauan secara menyeluruh, tidak hanya di pasar tradisional tetapi juga di pusat distribusi untuk memastikan pasokan tetap terjaga. Koordinasi dengan produsen pun siap dilakukan jika diperlukan untuk mengatasi potensi kekurangan pasokan.
Pengawasan Harga dan Stok Bahan Pokok
Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas harga di seluruh Indonesia. Wamendag Dyah Roro menjelaskan bahwa pemantauan dilakukan secara terbagi wilayah dengan Menteri Perdagangan. Hal ini dilakukan untuk memastikan pengawasan yang efektif dan responsif terhadap fluktuasi harga.
Meskipun secara umum stok bahan pokok masih aman, Wamendag mengakui adanya tantangan, terutama terkait komoditas yang rentan terhadap perubahan cuaca, seperti cabai. "Misalnya seperti cuaca yang mengakibatkan stok cabai kita semakin menurun yang kemudian harga makin meningkat. Jadi ada hal-hal yang di luar kendali kita. Tetapi hasil dari pemantauan kita saat ini semuanya masih tergolong aman khususnya di DIY," tambahnya.
Untuk mendukung upaya ini, dua BUMN, Bulog dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), telah disiapkan untuk menjaga pasokan dan harga bahan pokok, khususnya minyak goreng dan beras. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.
Antisipasi Lonjakan Harga dan Daya Beli Masyarakat
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa potensi lonjakan harga di Yogyakarta menjelang Lebaran 2025 telah diantisipasi bersama Bulog Yogyakarta. Bulog menyediakan cadangan bahan pokok penting seperti minyak goreng dan beras untuk menjaga stabilitas harga.
Pemerintah pusat juga serius dalam menjaga ketahanan pangan, terutama setelah Presiden RI meluncurkan program swasembada pangan dan beras tahun 2025. Namun, tantangan yang lebih besar saat ini justru bukan pada ketersediaan bahan pokok, melainkan penurunan daya beli masyarakat.
Hasto Wardoyo menekankan, "Kalau sekarang ini yang dirisaukan tuh daya beli yang turun. Kita ini deflasi, daya belinya agak turun. Ini menunjukkan bahwa masyarakat perlu didukung supaya daya belinya naik. Harapannya sebetulnya pemudik banyak, karena pemudik itu membawa uang ke daerah." Hal ini menjadi fokus perhatian pemerintah untuk memastikan dampak positif Lebaran bagi perekonomian masyarakat.
Kesimpulannya, meskipun pemerintah telah berupaya keras menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok menjelang Lebaran 2025, peningkatan daya beli masyarakat tetap menjadi perhatian utama. Upaya-upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan ekonomi menjelang hari raya.