Wamenkop Dorong Koperasi Kopi Jadi Motor Ekonomi Desa
Wakil Menteri Koperasi mendorong koperasi kopi di desa untuk menjadi penggerak ekonomi rakyat melalui peningkatan produksi dan perluasan akses pasar, mendukung program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Wakil Menteri Koperasi dan UKM (Wamenkop UKM) RI, Ferry Juliantono, mengajak koperasi kopi di Indonesia untuk menjadi motor penggerak perekonomian desa. Hal ini disampaikannya dalam acara penyerahan simbolis pembiayaan bergulir melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) kepada Koperasi Produsen Petani Kopi Java Preanger di Bandung, Sabtu (10/5). Wamenkop menekankan pentingnya peningkatan produksi dan perluasan akses pasar, baik domestik maupun internasional, untuk mencapai tujuan tersebut.
Dalam sambutannya, Wamenkop Ferry Juliantono menyatakan bahwa koperasi bukan hanya sekadar organisasi ekonomi, tetapi juga alat perjuangan rakyat. Koperasi, menurutnya, berperan penting dalam memperkuat posisi tawar petani kopi, membantu mereka mengakses pasar yang lebih luas, dan memperjuangkan harga yang adil untuk hasil panen mereka. Penyerahan pembiayaan bergulir kepada Koperasi Java Preanger merupakan wujud nyata dukungan pemerintah terhadap penguatan ekonomi kerakyatan melalui koperasi.
Lebih lanjut, Wamenkop juga menekankan pentingnya pengelolaan koperasi yang profesional, transparan, dan berorientasi pada kesejahteraan anggota. Koperasi yang dikelola dengan baik, menurutnya, mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan ekonomi rakyat, terutama di sektor pertanian dan perkebunan. Ia juga berharap Koperasi Java Preanger dapat menjadi contoh dan bersinergi dengan program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, sebuah program nasional yang bertujuan membentuk 80.000 koperasi desa untuk menjawab tantangan ekonomi lokal.
Penguatan Koperasi Kopi dan Program Kopdes Merah Putih
Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, yang digagas Presiden Joko Widodo, menjadi fokus utama dalam upaya penguatan ekonomi desa. Program ini bertujuan untuk membentuk 80.000 koperasi desa yang mampu menjadi pilar perekonomian di tingkat lokal. Wamenkop berharap Koperasi Java Preanger dapat menjadi contoh keberhasilan bagi koperasi-koperasi lain dalam menjalankan program ini, menunjukkan bagaimana koperasi dapat dikelola secara profesional dan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan anggotanya.
Wamenkop juga menyoroti pentingnya transformasi digital dalam pengelolaan koperasi. Dengan memanfaatkan teknologi digital, koperasi diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan jangkauan pasarnya. Selain itu, tata kelola yang baik dan integritas dalam pengelolaan koperasi juga menjadi kunci keberhasilan. Koperasi, menurut Wamenkop, merupakan jembatan utama menuju pembangunan desa yang berkelanjutan, baik dari aspek ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Penyaluran dana bergulir dari LPDB diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal oleh Koperasi Java Preanger untuk meningkatkan kapasitas usaha dan kesejahteraan petani anggotanya. Dana tersebut dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti peningkatan produksi, pengolahan pascapanen, dan pemasaran hasil panen.
Dukungan LPDB dan Transformasi Digital
Direktur Utama LPDB, Supomo, menambahkan bahwa pembiayaan kepada Koperasi Java Preanger merupakan bagian dari upaya LPDB dalam memperkuat koperasi sektor riil, khususnya koperasi berbasis komoditas unggulan daerah. LPDB tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga memberikan pendampingan yang komprehensif untuk membantu koperasi bertumbuh secara berkelanjutan.
Supomo menekankan pentingnya transformasi digital, tata kelola yang baik, dan kualitas produk dalam upaya meningkatkan daya saing koperasi. Ia melihat Koperasi Java Preanger memiliki potensi besar untuk menjadi model koperasi kopi yang mampu mengelola rantai nilai, mulai dari produksi hingga pemasaran. Dengan menguasai seluruh rantai nilai, koperasi dapat menciptakan nilai tambah yang signifikan dan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional.
LPDB berkomitmen untuk terus mendukung koperasi dalam upaya meningkatkan kapasitas usaha dan kesejahteraan anggotanya. Hal ini dilakukan melalui berbagai program, termasuk program Kopdes Merah Putih dan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak. Tujuannya adalah untuk membantu koperasi naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi desa.
Koperasi Java Preanger diharapkan dapat menjadi contoh bagi koperasi kopi lainnya di Indonesia. Dengan pengelolaan yang baik, pemanfaatan teknologi digital, dan fokus pada kualitas produk, koperasi kopi dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi di seluruh Indonesia.