Warga Jakarta Utara Keluhkan Debu dan Sesak Nafas Akibat Proyek Tol Harbour Road II
Proyek pembangunan Tol Harbour Road II di Jakarta Utara dikeluhkan warga sekitar karena menimbulkan debu tebal dan sesak nafas, serta membahayakan pengendara akibat jalan yang menyempit.

Pembangunan proyek Tol Harbour Road II di Jakarta Utara menimbulkan keluhan dari warga sekitar. Mereka mengeluhkan debu tebal yang menyebabkan sesak nafas dan iritasi mata, serta kondisi jalan yang semakin sempit dan membahayakan pengendara. Keluhan ini disampaikan langsung oleh warga yang melintas di Jalan RE Martadinata, lokasi proyek tersebut berada.
Anton Risdianto, warga Tanjung Priok, mengungkapkan pengalamannya, "Sesak napas, mata perih, debunya parah banget saat melalui jalanan ini." Ia menjelaskan bahwa debu tersebut berasal dari proyek pembangunan tol layang yang berada di sisi kiri Jalan RE Martadinata. Akibatnya, Anton terpaksa menggunakan masker dan kacamata setiap kali melintas di jalan tersebut.
Pengalaman serupa juga dirasakan oleh Carlos Roy, seorang pengendara motor. Ia menambahkan, "Macet dan debu beterbangan di sini." Selain debu, ia juga menyoroti semakin sempitnya Jalan RE Martadinata akibat pembangunan tol dan keberadaan banyak kendaraan besar seperti truk trailer dan kontainer yang memperparah kemacetan dan risiko kecelakaan.
Dampak Pembangunan Tol Harbour Road II terhadap Kesehatan dan Keselamatan Warga
Meningkatnya polusi debu akibat proyek pembangunan Tol Harbour Road II telah berdampak signifikan terhadap kesehatan warga sekitar. Debu yang beterbangan menyebabkan banyak warga mengalami sesak nafas dan iritasi mata. Kondisi ini tentu sangat mengkhawatirkan, terutama bagi warga yang memiliki riwayat penyakit pernapasan.
Selain masalah kesehatan, pembangunan tol juga menimbulkan masalah keselamatan. Penyempitan jalan RE Martadinata akibat proyek pembangunan membuat lalu lintas semakin padat dan rawan kecelakaan. Ditambah lagi dengan banyaknya kendaraan besar yang melintas, risiko kecelakaan semakin meningkat. Pembatas beton yang terpasang di beberapa titik juga dinilai membahayakan pengendara.
Salah satu warga mengungkapkan, "Memang sempit tiga jalur. Tapi, sekarang debu semua, jadi enggak nyaman lewatnya." Pernyataan ini menggambarkan betapa signifikannya dampak negatif pembangunan Tol Harbour Road II terhadap kenyamanan dan keselamatan warga sekitar.
Jalan RE Martadinata: Dari Jalan Nyaman Menjadi Berdebu dan Berbahaya
Warga sekitar Jalan RE Martadinata menceritakan bahwa jalan tersebut sebelumnya tidak berdebu seperti saat ini. Kondisi jalan yang semakin sempit dan berdebu membuat aktivitas sehari-hari warga terganggu. Mereka berharap pihak terkait dapat segera mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini.
Keberadaan tiang-tiang tol dan pembatas beton juga menjadi perhatian warga. Mereka khawatir akan keselamatan pengendara, terutama pengendara sepeda motor yang rentan terbentur. Kondisi jalan yang semakin sempit juga menyebabkan kemacetan yang cukup parah, terutama pada jam-jam sibuk.
Perlu adanya solusi konkret dari pihak terkait untuk mengatasi permasalahan ini. Bukan hanya sekedar pembangunan infrastruktur, tetapi juga memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan keselamatan warga sekitar.
Kesimpulannya, pembangunan Tol Harbour Road II di Jakarta Utara menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi warga sekitar. Polusi debu, penyempitan jalan, dan potensi bahaya kecelakaan perlu segera diatasi oleh pihak terkait untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan warga.