Internet Murah di Indonesia: Antara Harapan dan Tantangan
Ketua APJII optimistis wacana internet murah bisa terwujud, namun juga menyoroti potensi persaingan tidak sehat yang mengancam ISP kecil dan menengah.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, Bagaimana? Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Muhammad Arif Angga, menyatakan keyakinannya bahwa layanan internet murah di Indonesia dapat direalisasikan. Pernyataan ini disampaikan dalam sesi diskusi media di Jakarta pada Kamis, 15 Mei. Angga berpendapat demikian karena beberapa penyedia layanan internet (ISP) sudah menawarkan paket internet terjangkau. Hal ini memicu optimisme akan tersedianya akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia.
Pernyataan Angga didasari oleh tren yang sudah ada di industri. Beberapa operator besar telah mampu menawarkan harga internet murah, dan tren ini diperkirakan akan diikuti operator lainnya. Namun, ia juga menekankan pentingnya memperhatikan dampaknya terhadap pelaku usaha kecil dan menengah.
Adanya wacana internet murah ini penting karena akses internet yang terjangkau menjadi kebutuhan dasar di era digital saat ini. Akses yang merata dan terjangkau akan mendorong pemerataan ekonomi digital dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Namun, realisasi wacana ini perlu diimbangi dengan strategi yang tepat agar tidak merugikan pelaku usaha kecil dan menengah.
Potensi dan Risiko Internet Murah
Angga mengakui bahwa beberapa ISP telah berhasil menawarkan paket internet dengan harga terjangkau. Hal ini menunjukkan bahwa penyediaan layanan internet murah memang memungkinkan. Ia optimistis bahwa tren ini akan berlanjut dan semakin banyak operator yang menawarkan paket serupa.
Namun, ia juga mengingatkan akan potensi risiko yang ditimbulkan. Persaingan harga yang ketat dapat mengancam kelangsungan bisnis ISP kecil dan menengah yang mungkin tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk bersaing dengan operator besar.
"Nanti biasanya industri akan mengikuti, tapi namanya harga kalau sudah turun ga mungkin naik lagi," ujar Arif. Pernyataan ini menggarisbawahi sifat kompetitif industri telekomunikasi, di mana penurunan harga cenderung sulit untuk dibalik.
Lebih lanjut, Angga menekankan pentingnya kolaborasi antar-operator untuk menghindari dominasi operator besar dan memastikan keberlangsungan bisnis ISP kecil dan menengah.
Sinergi sebagai Solusi
Sebagai solusi, Angga mendorong sinergi antara operator besar dan kecil. Ia mengamati bahwa beberapa operator besar yang menawarkan paket internet murah justru terbuka untuk bermitra dengan ISP kecil dan menengah.
Salah satu bentuk sinergi yang diusulkan adalah pemanfaatan infrastruktur jaringan milik operator besar oleh ISP kecil dan menengah. Skema bisnis bagi hasil dapat diterapkan dalam kolaborasi ini, sehingga semua pihak dapat memperoleh keuntungan.
"Jadi mereka juga sebenarnya saya tanya ga sepenuhnya juga mau ngebabat market. Mereka tetap mau ngobrol sama teman ISP yang di lokal-lokal untuk gandeng bareng-bareng," kata Angga. Pernyataan ini menunjukkan adanya potensi kerjasama yang saling menguntungkan.
Dengan skema ini, ISP kecil dan menengah dapat mengakses infrastruktur yang lebih luas dan meningkatkan jangkauan layanan mereka, sementara operator besar dapat memperluas pasar dan meningkatkan efisiensi.
Kesimpulan
Wacana internet murah di Indonesia menyimpan potensi besar untuk meningkatkan aksesibilitas internet bagi masyarakat. Namun, perlu diimbangi dengan strategi yang tepat agar tidak merugikan pelaku usaha kecil dan menengah. Sinergi dan kolaborasi antar-operator menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan internet murah yang berkelanjutan dan inklusif.