Regulasi Perlindungan Anak di Ruang Digital: Fokus Pendampingan Keluarga
Menkominfo Meutya Hafid menekankan regulasi perlindungan anak di ruang digital yang hampir rampung difokuskan pada pendampingan keluarga, bukan membatasi akses anak sepenuhnya.

Jakarta, 18 Februari 2024 - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menggodok regulasi perlindungan anak di dunia digital. Menariknya, fokus utama regulasi ini bukanlah pembatasan akses, melainkan pendampingan keluarga. Menteri Kominfo, Meutya Hafid, menjelaskan hal ini secara detail dalam wawancara baru-baru ini.
Fokus pada Pendampingan, Bukan Pembatasan
Menurut Menteri Meutya, regulasi ini bertujuan untuk mendorong peran aktif orang tua dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka di dunia digital. "Ini bukan berarti membatasi mereka [anak-anak] terhadap dunia maya, terhadap internet," tegasnya. "Mereka tetap bisa mengakses layanan digital, namun dengan bimbingan orang tua." Regulasi ini menekankan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan sehat bagi anak.
Meskipun demikian, regulasi ini tetap akan mengatur batasan usia untuk pembuatan akun di berbagai platform digital. Hal ini sebagai upaya untuk melindungi anak-anak dari konten yang tidak sesuai usia. Namun, batasan usia ini bukanlah penghalang utama. Akses anak terhadap internet tetap dimungkinkan, asalkan di bawah pengawasan dan bimbingan orang tua.
Proses Perancangan Regulasi
Saat ini, proses penyusunan regulasi perlindungan anak di ruang digital telah mencapai tahap akhir, lebih dari 90 persen rampung. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan mengumumkan regulasi ini secara langsung, menunjukkan komitmen pemerintah dalam melindungi anak-anak Indonesia di dunia digital.
Dalam merancang regulasi ini, Kementerian Kominfo telah melakukan konsultasi yang luas. Mereka telah melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, perwakilan platform digital, dan komunitas yang fokus pada perlindungan anak. Langkah ini memastikan regulasi yang dihasilkan komprehensif dan mengakomodasi berbagai perspektif.
Suara Anak, Suara Masa Depan
Uniknya, Kementerian Kominfo juga melibatkan anak-anak dari berbagai usia dan latar belakang dalam proses perancangan regulasi ini. Mereka mendengarkan langsung aspirasi dan kebutuhan anak-anak dalam mengakses ruang digital. Dalam beberapa minggu terakhir, kelompok-kelompok anak telah mengunjungi Kementerian Kominfo untuk memberikan masukan mereka.
Meutya Hafid menekankan pentingnya keterlibatan anak-anak dalam proses ini. "Sekali lagi, pentingnya masukan dari perwakilan anak berbagai usia, maupun latar belakang, termasuk suku dan juga kedaerahan," ujarnya. Masukan langsung dari anak-anak memastikan regulasi yang dibuat relevan dan efektif dalam melindungi mereka.
Kesimpulan
Regulasi perlindungan anak di ruang digital yang digagas Kementerian Kominfo menandai langkah signifikan dalam menciptakan lingkungan digital yang aman bagi anak-anak Indonesia. Fokus pada pendampingan keluarga, bukan sekadar pembatasan akses, menunjukkan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk anak-anak sendiri, regulasi ini diharapkan dapat memberikan perlindungan optimal bagi generasi muda di era digital.