TMII dan Kemenparekraf Kolaborasi Meriahkan HUT ke-50: Pentas Ekraf Ramah Keluarga
Kemenparekraf dan TMII berkolaborasi menampilkan beragam subsektor ekonomi kreatif dalam perayaan HUT TMII ke-50 pada April 2025 mendatang, menciptakan event ramah keluarga yang meriah.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, menginisiasi kolaborasi besar antara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dalam rangka perayaan HUT ke-50 TMII pada 20 April 2025. Kolaborasi ini bertujuan untuk menampilkan beragam subsektor ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia dalam sebuah perhelatan akbar yang ramah keluarga.
Pertemuan yang berlangsung di Gedung Pengelola TMII, Jakarta Timur, pada Senin (24/3), menghasilkan kesepakatan untuk memanfaatkan luasnya area TMII sebagai panggung kreativitas anak bangsa. Wamenekraf Irene menekankan pentingnya menampilkan karya-karya kekayaan intelektual (IP) lokal dari berbagai subsektor ekraf, sekaligus memperkuat citra TMII sebagai ikon wisata Indonesia yang modern dan inklusif. "Orang-orang Indonesia harus tahu bahwa Taman Mini Indonesia Indah sudah berubah menjadi jauh lebih modern dan inklusif," tegas Wamenekraf Irene dalam keterangan pers.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menghibur, tetapi juga menumbuhkan kebanggaan terhadap kekayaan budaya Indonesia. Konsep budaya tematik akan menjadi benang merah yang menyatukan 17 subsektor ekraf dalam perayaan HUT TMII. Wamenekraf Irene bahkan memberikan beberapa contoh konkret, seperti panggung musik, aktivasi bagi fotografer, dan keterlibatan duta-duta budaya serta komunitas cosplayer untuk menarik minat pengunjung dari berbagai kalangan.
Menampilkan Kekayaan IP Lokal di TMII
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenekraf, Agustini Rahayu, melihat potensi besar TMII dalam memperkenalkan IP lokal. Ia berharap HUT TMII dapat menjadi ajang bagi para pelaku ekraf untuk mendapatkan tenant dan mempersiapkan diri menghadapi pasar yang ramai. Agustini menekankan pentingnya penyiapan konsep yang menarik dan mampu menghadirkan aktivitas pengunjung yang interaktif di setiap tenant.
Hal senada disampaikan oleh Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kemenekraf, Muhammad Neil El Himam, yang melihat potensi kolaborasi berkelanjutan antara Kemenekraf dan TMII sebagai creative hub. Ia menyarankan untuk membangun jaringan dan kolaborasi dengan menyediakan wadah fisik dan fasilitas yang mendukung para pejuang ekraf. Salah satu contohnya adalah menghubungkan pameran di masing-masing anjungan TMII dengan dukungan dari pemerintah daerah setempat.
Direktur Utama TMII, Intan Ayu Kartika, menjelaskan bahwa rangkaian acara HUT TMII akan berlangsung selama 10 hari, dari 18 April hingga 27 April 2025. Acara ini akan menampilkan berbagai program aktivasi, seperti pasar nusantara, panggung atraksi budaya, dan creative hub. Intan Ayu menekankan bahwa perayaan ini menandai evolusi TMII, dengan berbagai pembaruan dan perbaikan untuk meningkatkan sinergi.
Kolaborasi Hexahelix dan Peran Komunitas
Wamenekraf Irene juga menekankan pentingnya melibatkan lembaga keuangan, seperti bank, untuk memperkuat kolaborasi hexahelix. Sementara itu, Erik Lesmana selaku Product Development Manager TMII berharap Kemenekraf dapat membantu melakukan kurasi bersama untuk memaksimalkan peran komunitas dalam subsektor ekraf.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku ekraf untuk menampilkan produk lokal, seperti film, kuliner, fesyen, kriya, musik, gim lokal, dan lainnya. TMII diharapkan dapat menjadi wadah bagi mereka untuk bertemu pasar dan membangun jaringan. "Hadirnya Kementerian Ekraf/Badan Ekraf dalam ulang tahun emas nanti sangat membantu dan mengekskalasi segala sesuatu menjadi lebih besar sehingga para pejuang ekraf punya kesempatan sama untuk buat ekonomi kreatif di Indonesia makin mantap," ujar Erik Lesmana.
Pertemuan tersebut turut dihadiri oleh Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kemenekraf Yuke Sri Rahayu, Direktur Penerbitan dan Fotografi Kemenekraf Iman Santosa, dan Direktur Gim Kemenekraf Luat S.P. Sihombing. Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi tonggak penting dalam pengembangan ekonomi kreatif Indonesia dan memperkuat posisi TMII sebagai ikon wisata budaya yang modern dan inklusif.