Atlet Pelatnas Atletik Pangalengan Dipulangkan: Dampak Efisiensi Anggaran
Lebih dari 70 atlet pelatnas atletik di Pangalengan terpaksa dipulangkan akibat kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, mengancam persiapan SEA Games dan Asian Games.

Pangalengan, Jawa Barat, 15 Februari 2025 - Kabar mengejutkan datang dari Pusat Pelatihan Atletik Pangalengan (PPAP). Lebih dari 70 atlet pelatnas atletik terpaksa dipulangkan ke daerah masing-masing. Penyebabnya? Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang membuat PB PASI kehabisan dana.
Keputusan Berat PB PASI
Anggota Komisi Humas PB PASI, Singgih Widiyastono, menyampaikan berita tersebut dalam acara pembukaan Running Summit 2025 di Pangalengan. "Pada 31 Januari 2025, kami mendapat kabar bahwa semua atlet harus dipulangkan karena efisiensi anggaran" ujarnya. Keputusan ini jelas berat, mengingat persiapan atlet untuk SEA Games dan Asian Games 2025.
Sejak November 2024, hampir 80 atlet dari berbagai daerah telah mengikuti pelatnas di Pangalengan. Pembiayaan berasal dari berbagai sumber, termasuk Kemenpora dan sponsor. Mereka berlatih intensif sepanjang tahun 2025 untuk mencapai puncak performa di ajang internasional tersebut.
Efisiensi Anggaran: Pukulan Telak bagi Atlet
Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto berdampak signifikan pada dunia olahraga. PB PASI harus menghadapi kenyataan pahit pemotongan anggaran yang memaksa pemulangan atlet. Biaya operasional pelatnas di Pangalengan mencapai Rp1,1 miliar per bulan, meliputi makanan, akomodasi, dan kebutuhan pelatihan lainnya. Jumlah tersebut merupakan beban yang cukup besar bagi PB PASI.
Singgih menjelaskan, "Dengan sangat berat hati, kami harus menyampaikan keputusan ini kepada para atlet." Situasi ini tentu mengecewakan atlet yang telah berlatih keras dan berharap dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Harapan Dukungan Mitra
Meskipun menghadapi tantangan besar, PB PASI tetap optimis. Singgih mengungkapkan rasa syukur atas dukungan yang masih diberikan beberapa mitra PB PASI. Dukungan ini diharapkan dapat membantu kelanjutan program pelatihan, meskipun dalam skala yang mungkin lebih kecil. PB PASI juga membuka peluang kerja sama dengan pihak lain.
Dalam kesempatan Running Summit 2025, Singgih mengajak para peserta untuk mendukung PB PASI. "Kami terbuka untuk berkolaborasi. Semoga ada yang mau membantu kami demi kemajuan atletik Indonesia," harapnya. Ajakan ini menjadi secercah harapan bagi atlet dan PB PASI untuk menghadapi tantangan ke depan.
Masa Depan Atlet Pelatnas
Pemulangan atlet pelatnas ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan persiapan atlet Indonesia untuk SEA Games dan Asian Games. Bagaimana PB PASI akan mengatasi kendala pembiayaan dan memastikan atlet tetap terlatih secara optimal? Apakah ada solusi alternatif yang dapat dijalankan untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan efisiensi anggaran ini? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu segera dijawab untuk memastikan prestasi atlet Indonesia tetap terjaga.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya dukungan pemerintah dan swasta terhadap dunia olahraga. Pembiayaan yang memadai dan berkelanjutan sangat krusial untuk mencetak atlet-atlet berprestasi yang dapat mengharumkan nama bangsa. Semoga ke depan, hal ini dapat menjadi perhatian serius bagi semua pihak terkait.