ISSI Jalin Kerja Sama Swasta untuk Pembinaan Atlet Sepeda
Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) bermitra dengan sektor swasta untuk pembinaan atlet guna mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah dan menghadapi kebijakan efisiensi.

Jakarta, 17 Februari 2024 - Dalam menghadapi potensi pengurangan anggaran pemerintah, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) mengambil langkah strategis. Mereka menjalin kerja sama dengan pihak swasta untuk mendukung pembinaan atlet balap sepeda nasional. Langkah ini memastikan keberlangsungan program pelatihan dan persiapan atlet menuju ajang internasional, terlepas dari kebijakan efisiensi yang mungkin diterapkan pemerintah.
Kemitraan Swasta-ISSI: Jaminan Pembinaan Atlet
Wakil Ketua Harian PB ISSI, Jadi Rajagukguk, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil sebagai antisipasi terhadap kebijakan efisiensi anggaran pemerintah. Meskipun belum ada informasi resmi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) terkait hal ini, PB ISSI proaktif mencari solusi untuk memastikan pembinaan atlet tetap berjalan optimal. "Selama ini PB ISSI tidak tergantung sepenuhnya pada anggaran pemerintah, meskipun pemerintah tetap mengalokasikan anggaran untuk timnas balap sepeda," ujar Jadi dalam wawancara telepon dengan ANTARA.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini, tim verifikasi Kemenpora belum melakukan verifikasi terhadap timnas balap sepeda. Hal ini membuat PB ISSI lebih waspada dan mempersiapkan langkah antisipatif.
Efisiensi Anggaran Pemerintah dan Fokus Pelatnas
Kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, berdampak pada pemusatan latihan nasional (pelatnas). Fokus pelatnas kini diarahkan pada ajang SEA Games 2025. Sebelumnya, dengan anggaran Rp2,3 triliun, Kemenpora merencanakan pelatnas jangka panjang untuk Olimpiade 2028 dengan cakupan cabang olahraga yang lebih luas.
Namun, efisiensi anggaran memaksa perubahan fokus. Meskipun demikian, pelatnas balap sepeda di Yogyakarta tetap berlangsung dan bergulir sepanjang tahun. Hal ini menunjukkan komitmen PB ISSI untuk tetap memberikan pelatihan terbaik bagi para atlet.
Strategi PB ISSI dalam Menghadapi Tantangan
"Apa pun kebijakan pemerintah, kami sebagai federasi sudah terbiasa menyiasati pola pembiayaan demi prestasi," tegas Jadi. Ia menjelaskan bahwa pengurus PB ISSI secara kolektif berkontribusi, dan beberapa perusahaan swasta telah lama mendukung PB ISSI. Kerja sama ini semakin diperkuat untuk menghadapi tantangan pembiayaan ke depan.
Anggaran terbesar, menurut Jadi, dialokasikan untuk latih tanding atau try out di luar negeri. Hal ini penting untuk meningkatkan pengalaman dan prestasi atlet. Anggaran juga digunakan untuk mengikuti berbagai kejuaraan, mulai dari tingkat ASEAN, Asia, hingga dunia.
Seleksi Ajang dan Pengumpulan Poin Olimpiade
PB ISSI akan melakukan kajian cermat dalam memilih ajang yang akan diikuti atlet. Pertimbangannya meliputi peringkat atlet, kompetitor, dan sistem pengumpulan poin untuk kualifikasi Olimpiade. Strategi ini memastikan partisipasi atlet pada ajang yang paling efektif dalam mengumpulkan poin dan mengamankan tempat di Olimpiade.
Dengan adanya kemitraan strategis dengan sektor swasta, PB ISSI optimis dapat terus membina atlet-atlet berprestasi meskipun terjadi perubahan kebijakan anggaran pemerintah. Komitmen dan strategi yang terukur menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan dan memastikan prestasi balap sepeda Indonesia tetap bersaing di kancah internasional.