Media China: Transformasi Digital dan Kedaulatan Digital
Pelajaran berharga dari transformasi media di China, yang mengintegrasikan teknologi AI dan kedaulatan digital untuk meningkatkan pengaruh media arus utama.
Surabaya, 07/5 (ANTARA) - Di tengah gejolak media global akibat platform digital dan efisiensi anggaran, media arus utama China tetap kokoh. Mereka bertransformasi dan beradaptasi dengan media baru, berbeda dengan situasi di Indonesia yang didominasi platform global seperti Meta dan Google.
Akses ke platform global seperti Facebook, Instagram, dan WhatsApp sangat terbatas di China. Platform lokal seperti WeChat (yang juga berfungsi sebagai sistem pembayaran), Weibo, dan TikTok (Douyin) mendominasi lanskap digital. Hal ini menunjukkan kontrol ketat pemerintah China terhadap informasi dan teknologi.
Dominasi media dalam negeri ini terlihat jelas dari tayangan televisi di hotel-hotel China, yang didominasi oleh CCTV dan CGTN, bukan saluran internasional seperti CNN atau Fox. Kedaulatan digital China, yang membatasi akses ke platform asing, memungkinkan kontrol atas agenda setting dan propaganda negara.
Integrasi Media di Yuncheng
Di Yuncheng, Provinsi Shanxi, integrasi media telah dilakukan secara efektif. Surat kabar lokal mengintegrasikan AI, gambar yang dihasilkan komputer, dan video ke dalam edisi cetak, radio, TV, situs web, dan media sosial. Mereka memanfaatkan data instan dari pembaca untuk meningkatkan kualitas konten.
Stasiun Radio dan Televisi Yuncheng memiliki 30 akun media sosial dengan sekitar lima juta pengikut. Mereka telah membangun platform multimedia terpadu yang menggabungkan televisi, situs web, aplikasi seluler, dan media sosial, memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas.
Penggunaan AI meliputi pembuatan siaran berita, video pendek, dan sulih suara. Mereka juga berkolaborasi dengan media lain di wilayah Segitiga Emas Sungai Kuning untuk memproduksi konten khas daerah dan berpartisipasi dalam program CCTV.
Contoh lain adalah penggunaan AI untuk membuat laporan investigatif lebih lanjut mengenai peristiwa-peristiwa yang kompleks. Hal ini menunjukkan bagaimana teknologi AI dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas jurnalistik.
Xinhua News Agency dan Kecerdasan Buatan
Di Beijing, Xinhua News Agency menunjukkan kecanggihan penggunaan AI dalam proses pembuatan berita. AI digunakan untuk pemilihan cerita, pembuatan naskah, produksi gambar, dan penyebaran berita. Xinhua bahkan telah membuat pembawa berita AI pertama di dunia.
Forum "Transformasi Komunikasi Berita pada Abad Kecerdasan Buatan" di kantor berita Xinhua menampilkan berbagai inovasi media China dalam penggunaan AI. Para pembicara kunci dari berbagai media terkemuka di China memaparkan strategi dan teknologi yang mereka gunakan.
Beberapa contoh penggunaan AI meliputi aplikasi video penerjemah, voice matching, natural lip sync, dan aplikasi pembuat poster. Beberapa media bahkan telah memiliki karyawan digital dan memproduksi NFT yang memadukan budaya, AI, dan teknologi.
Xinhua juga memamerkan jaringan komunikasi internasional broadband multi layanan mereka, menunjukkan kemampuan teknologi informasi yang canggih.
Era Video dan Kontes Video Pendek
Media saat ini memasuki era video. China menyambut era ini dengan menggelar kontes video pendek, "The 5th 'Beijing-A Global City' Short Video Contest." Kontes ini terbuka untuk penduduk Beijing, pekerja asing, pelajar, dan institusi di kota tersebut.
Kontes ini diselenggarakan oleh Komite Hubungan Luar Negeri Partai Komunis China (CPC) Munisipial Beijing dan menggunakan platform media sosial populer di China seperti Kuaishou, WeChat, dan Douyin (TikTok).
Tempat peluncuran kontes, Akademi Film Beijing (BFA), merupakan lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Asia yang telah melahirkan banyak sutradara dan produser film terkenal di China.
Kesimpulannya, transformasi media di China menunjukkan integrasi teknologi AI dan kedaulatan digital untuk meningkatkan pengaruh media arus utama. Mereka telah berhasil membangun ekosistem media yang kuat dan terintegrasi, yang patut dipelajari oleh negara lain.