Penerimaan Pajak Kaltim 2024: Rp39,25 Triliun, Turun Tapi PNBP Melejit
Realisasi penerimaan pajak Kalimantan Timur tahun 2024 mencapai Rp39,25 triliun, turun 4,13 persen dari tahun sebelumnya akibat penurunan harga batu bara, namun penerimaan negara bukan pajak (PNBP) justru melampaui target.
Samarinda, 26 Januari 2025 - Realisasi penerimaan pajak di Kalimantan Timur (Kaltim) sepanjang tahun 2024 mencapai angka Rp39,25 triliun. Meskipun angka ini mencapai 97,40 persen dari target, namun menunjukan penurunan sebesar 4,13 persen dibandingkan tahun 2023.
Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya harga komoditas global, khususnya batu bara. Kepala Kanwil DJPb Kemenkeu Kaltim, M Syaibani, menjelaskan bahwa "Penurunan penerimaan pajak di Kaltim disebabkan turunnya harga komoditas terutama batu bara di pasar global dan pembayaran Pajak Penghasilan Badan sesuai Pasal 25/29."
Meskipun demikian, sektor pertambangan tetap menjadi tulang punggung penerimaan pajak di Kaltim, dengan kontribusi terbesar berasal dari wajib pajak badan dan bendahara pemerintah. Dominasi sektor ini menunjukkan pentingnya pertambangan batu bara bagi perekonomian daerah.
Namun, ada kabar baik dari sektor lain. Penerimaan pajak perdagangan internasional Kaltim justru melampaui target, mencapai Rp2,23 triliun atau 100,98 persen. Kenaikan ini didorong oleh peningkatan Bea Keluar akibat melonjaknya harga Crude Palm Oil (CPO) di penghujung tahun 2024.
Tidak hanya pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di Kaltim juga menunjukan kinerja positif. Realisasi PNBP hingga Desember 2024 mencapai Rp3,44 triliun, melampaui target sebesar 156,82 persen dan tumbuh 7,94 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan ini, menurut Syaibani, "bersumber dari seluruh jenis realisasi PNBP, meliputi PNBP lainnya dan pendapatan badan layanan umum (BLU), dengan didominasi oleh pendapatan jasa kepelabuhanan dan pendapatan jasa layanan pendidikan."
Di sisi lain, realisasi belanja APBN di Kaltim hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp50,62 triliun, atau 95,61 persen dari pagu anggaran Rp52,94 triliun. Angka ini menunjukan pertumbuhan signifikan sebesar 43,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pertumbuhan belanja yang signifikan ini terutama didorong oleh pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Syaibani menambahkan, "Pertumbuhan belanja sebesar 43,04 persen ketimbang tahun sebelumnya ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan belanja modal untuk pembangunan IKN, mengingat sepanjang 2024 pekerjaan makin masif."
Kesimpulannya, meskipun penerimaan pajak di Kaltim mengalami penurunan, capaian PNBP yang melampaui target dan realisasi belanja APBN yang tinggi untuk pembangunan IKN menunjukan dinamika perekonomian Kaltim yang kompleks dan tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang signifikan.