164 Desa di Lampung Bermitra dalam Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial
Sebanyak 164 desa di Lampung telah bermitra dengan program TPBIS sejak 2018, menunjukkan peningkatan akses dan kualitas layanan perpustakaan di Provinsi Lampung.

Provinsi Lampung menunjukkan kemajuan signifikan dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan perpustakaan. Sebanyak 164 desa di seluruh provinsi telah bermitra dengan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) sejak tahun 2018 hingga 2024. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Riski Sofyan, pada Rabu di Bandarlampung. Program ini bertujuan untuk mentransformasi perpustakaan desa menjadi pusat kegiatan sosial dan pembelajaran bagi masyarakat.
Program TPBIS telah berhasil menjangkau berbagai kabupaten di Lampung. Mulai dari Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan pada tahun 2018, hingga ke berbagai daerah lainnya seperti Tulang Bawang, Lampung Tengah, Waykanan, Pringsewu, Tanggamus, Mesuji, Lampung Barat, Tulang Bawang Barat, Pesawaran, Lampung Utara, Kota Metro, dan Bandarlampung. Keberhasilan ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan literasi dan inklusi sosial melalui perpustakaan.
Partisipasi desa dalam program TPBIS terus meningkat setiap tahunnya. Dari 20 desa mitra pada tahun 2018, jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 164 desa di tahun 2024. Selain itu, terdapat juga replikasi mandiri program ini di 70 desa pada tahun 2023, menunjukkan antusiasme dan keberhasilan program dalam mendorong inisiatif serupa di tingkat desa.
Perkembangan Program TPBIS di Lampung
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Riski Sofyan, menjelaskan perkembangan program TPBIS secara rinci. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2018, 20 desa di Kabupaten Lampung Timur dan Lampung Selatan menjadi mitra program. Kemudian, pada tahun 2019, 16 desa di Tulang Bawang, Lampung Tengah, dan Waykanan bergabung. Tahun 2020, delapan desa di Pringsewu dan Tanggamus ikut berpartisipasi, disusul 11 desa di Mesuji dan Lampung Barat pada tahun 2021.
Pada tahun 2022, tiga desa di Tanggamus bergabung, sementara pada tahun 2023, 18 desa di Kabupaten Tulang Bawang Barat, Pesawaran, Lampung Utara, Kota Metro, dan Bandarlampung turut serta. Tahun 2023 juga mencatat replikasi mandiri program di 70 desa di empat kabupaten. Terakhir, pada tahun 2024, 18 desa di Kabupaten Pesawaran, Tulang Bawang Barat, Kota Metro, dan Bandarlampung menjadi mitra program TPBIS.
Selain itu, pada tahun 2024, telah dilakukan sosialisasi dan bimbingan teknis Sistem Perpustakaan dan Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPP TIK) di 24 kelurahan atau taman baca masyarakat di Metro dan Bandarlampung. Perpustakaan mitra program TPBIS telah memanfaatkan layanan perpustakaan dengan buku dan sarana prasarana yang telah diberikan oleh Perpustakaan Nasional.
Dampak dan Penghargaan Program TPBIS
Riski Sofyan menekankan pentingnya pelibatan masyarakat melalui pelatihan, promosi, sosialisasi, dan advokasi ke berbagai lembaga dan instansi terkait dalam pengembangan perpustakaan. Ia juga menyampaikan bahwa Provinsi Lampung telah mendapatkan penghargaan tertinggi dari Perpustakaan Nasional selama dua tahun terakhir untuk pelaksanaan program TPBIS. Penghargaan tersebut meliputi kategori PIC terbaik, perpustakaan desa dengan inovasi layanan perpustakaan terbaik, dan penulisan cerita dampak terbaik.
Prestasi ini menunjukkan keberhasilan program TPBIS dalam meningkatkan akses dan kualitas layanan perpustakaan di Lampung. Pemerintah Provinsi Lampung berencana untuk terus meningkatkan program ini agar dapat menjangkau lebih banyak desa dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. "Dalam dua tahun terakhir Provinsi Lampung mendapatkan penghargaan tertinggi dari Perpustakaan Nasional untuk pelaksanaan program TPBIS yaitu sebagai PIC terbaik, kemudian perpustakaan desa dengan inovasi layanan perpustakaan terbaik dan penulisan cerita dampak terbaik. Ini akan terus kami tingkatkan," tutur Riski Sofyan.
Keberhasilan program TPBIS di Lampung menjadi contoh baik bagi daerah lain dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi sosial melalui pengembangan perpustakaan. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan program ini akan terus berkembang dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat Lampung.