20.000 Rumah Subsidi untuk PMI: Sasar Kantong-Kantong Pekerja Migran di Jawa hingga NTT
Pemerintah meluncurkan program 20.000 rumah subsidi untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI) tahun ini, dengan fokus pada daerah kantong PMI di Jawa, Lampung, NTB, NTT, Banten, dan Jakarta.

Subang, 8 Mei 2024 - Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, mengumumkan program ambisius penyediaan 20.000 rumah subsidi bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Program ini diluncurkan di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dan akan memprioritaskan daerah-daerah yang menjadi kantong utama PMI di Indonesia. Inisiatif ini merupakan bentuk apresiasi pemerintah atas jasa para PMI sebagai pahlawan devisa sekaligus upaya untuk melindungi dan memberdayakan mereka.
Program rumah subsidi ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), BNI, BP Tapera, dan Badan Pusat Statistik (BPS). Keterlibatan berbagai pihak ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memastikan keberhasilan program dan menjangkau sebanyak mungkin PMI yang membutuhkan.
Karding menegaskan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pemberdayaan bagi para PMI setelah mereka kembali ke tanah air. "Selama ini mereka sering disebut pahlawan devisa. Jadi negara harus hadir, tidak hanya dengan sebutan, tetapi juga dengan program-program nyata yang melindungi dan memberdayakan mereka," tegasnya.
Sasaran Program Rumah Subsidi untuk PMI
Provinsi Jawa, Lampung, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi prioritas utama dalam penyaluran rumah subsidi ini. Daerah-daerah tersebut dikenal sebagai kantong-kantong PMI, yang berarti memiliki jumlah penduduk yang signifikan bekerja sebagai PMI di luar negeri. Selain itu, Banten dan Jakarta juga termasuk dalam fokus program ini.
Pemilihan daerah-daerah tersebut didasarkan pada data dan analisis yang dilakukan oleh Kementerian P2MI dan BPS. Data tersebut menunjukkan kebutuhan yang tinggi akan perumahan terjangkau di daerah-daerah tersebut, khususnya bagi para PMI yang telah berkontribusi besar bagi perekonomian negara.
Program ini diharapkan mampu mengurangi beban ekonomi para PMI dan keluarga mereka, serta meningkatkan kualitas hidup mereka setelah kembali ke Indonesia. Dengan memiliki tempat tinggal yang layak, para PMI dapat lebih mudah beradaptasi dan berkontribusi pada pembangunan di daerah asal mereka.
Menteri Karding menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari program 3 juta rumah bagi rakyat yang dicanangkan oleh Presiden. Jika respons positif dari PMI terhadap program ini tinggi, pemerintah berencana meningkatkan jumlah rumah subsidi menjadi 30.000 unit pada tahun depan.
Kolaborasi Lintas Sektoral untuk Kesuksesan Program
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi yang kuat antar kementerian dan lembaga terkait. Keterlibatan BNI, Kementerian PKP, Kementerian P2MI, BP Tapera, dan BPS menunjukkan komitmen bersama untuk memberikan solusi perumahan yang terjangkau dan layak bagi para PMI.
BNI berperan dalam menyediakan akses pembiayaan yang mudah dan terjangkau bagi para PMI yang ingin memanfaatkan program rumah subsidi ini. Kementerian PKP bertanggung jawab dalam aspek teknis pembangunan rumah, sementara Kementerian P2MI fokus pada identifikasi dan verifikasi calon penerima manfaat.
BP Tapera berperan dalam menyediakan skema pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan para PMI, sementara BPS menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk memastikan penyaluran bantuan tepat sasaran. Kolaborasi ini menjadi kunci keberhasilan program rumah subsidi untuk PMI.
"Teman-teman PMI di seluruh dunia tak perlu khawatir soal rumah. Insyaallah kami sepakat (menyalurkan) minimal 20.000 rumah bersubsidi murah tahun ini," kata Menteri P2MI, menekankan optimismenya terhadap keberhasilan program ini.
Program ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi perumahan bagi para PMI, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka serta keluarga, yang selaras dengan komitmen pemerintah untuk melindungi dan memberdayakan para pahlawan devisa Indonesia.