4 WNA Myanmar Tersangka Penyelundupan 264 Rohingya di Aceh Timur
Polres Aceh Timur menetapkan empat warga negara Myanmar sebagai tersangka penyelundupan 264 imigran Rohingya yang mendarat di Aceh Timur pada awal Januari 2024, dengan ancaman hukuman penjara 5-15 tahun.

Polres Aceh Timur menetapkan empat warga negara asing (WNA) asal Myanmar sebagai tersangka dalam kasus penyelundupan 264 imigran Rohingya. Kejadian ini bermula pada Minggu malam, 5 Januari 2024, ketika dua kapal yang membawa imigran tersebut mendarat di Desa Alue Bu Jalan Baroh, Kecamatan Peureulak Barat, Kabupaten Aceh Timur.
Tersangka dan Perannya
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Aceh Timur, Iptu Adi Wahyu Nurhidayat, mengungkapkan identitas keempat tersangka, yaitu NO (33), MU (32), SO (30), dan AB (35). Keempatnya berperan sebagai nakhoda kapal yang bergantian mengangkut para imigran dari Myanmar menuju Indonesia. Mereka menggunakan kompas sebagai alat navigasi, sebuah fakta yang dikonfirmasi oleh saksi mata dan barang bukti yang telah diamankan pihak kepolisian.
Proses penyelidikan melibatkan berbagai ahli, termasuk dari imigrasi, hukum pidana internasional, dan hukum pidana, untuk memperkuat dasar hukum penuntutan. Polisi menduga para tersangka memiliki pengalaman yang cukup luas dalam penyelundupan manusia, mengingat penggunaan kompas sederhana menunjukkan tingkat keahlian navigasi tertentu.
Bukti dan Dakwaan
Sebagai bukti, polisi telah mengamankan kompas yang digunakan para tersangka. Selain itu, keterangan saksi dan hasil penyelidikan yang menyeluruh menjadi dasar penetapan tersangka. Keempat WNA tersebut didakwa berdasarkan Pasal 120 Ayat (1) jo Ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP. Ancaman hukuman yang dihadapi cukup berat, yaitu minimal lima tahun dan maksimal 15 tahun penjara.
Investigasi Berkelanjutan
Iptu Adi Wahyu Nurhidayat menegaskan bahwa penyelidikan tidak berhenti pada keempat tersangka ini. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus tersebut dan mengungkap jaringan penyelundupan yang lebih besar. Mereka menduga masih ada pihak lain yang terlibat dalam operasi penyelundupan imigran Rohingya ke Aceh Timur.
Profil Imigran Rohingya
Dari total 264 imigran Rohingya yang tiba di Aceh Timur, 117 orang adalah laki-laki dan 147 orang lainnya perempuan. Kondisi mereka saat ditemukan tidak dijelaskan secara detail dalam laporan, namun peristiwa ini menyoroti kembali isu kemanusiaan yang kompleks terkait pengungsi Rohingya dan praktik penyelundupan manusia yang masih marak terjadi.
Kesimpulan
Penangkapan empat WNA Myanmar sebagai tersangka penyelundupan imigran Rohingya di Aceh Timur merupakan langkah penting dalam penegakan hukum. Namun, kasus ini juga menggarisbawahi perlunya upaya yang lebih besar dalam mengatasi akar permasalahan, termasuk isu pengungsian Rohingya dan jaringan penyelundupan internasional yang terlibat.
Proses hukum akan terus berjalan, dan diharapkan dapat memberikan keadilan bagi para korban serta memberikan efek jera bagi para pelaku kejahatan transnasional ini. Penting juga untuk terus memantau perkembangan kasus ini dan upaya-upaya pencegahan penyelundupan manusia di masa mendatang.