412 Kasus DBD di OKU Tahun 2024, Meningkat dari Tahun Sebelumnya
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) menangani 412 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2024, meningkat signifikan dibandingkan tahun 2023, namun tanpa adanya korban jiwa.
Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan melaporkan peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2024. Tercatat sebanyak 412 kasus DBD ditangani sepanjang tahun ini, angka yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan 162 kasus di tahun 2023. Informasi ini disampaikan langsung oleh Andi Prapto, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes OKU, pada Selasa di Baturaja.
Lonjakan Kasus DBD di OKU
Peningkatan kasus DBD ini perlu menjadi perhatian serius. Meskipun jumlah kasus meningkat drastis, kabar baiknya adalah tidak ada korban jiwa yang dilaporkan sepanjang tahun 2024. Ini berbeda dengan tahun 2023, dimana tercatat empat anak meninggal dunia akibat DBD setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Baturaja.
Upaya Penanggulangan DBD
Dinkes OKU telah gencar melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan mengendalikan penyebaran DBD. Salah satu upaya tersebut adalah fogging massal untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti, vektor utama penyakit DBD. Selain itu, Dinkes juga mendistribusikan cairan Abate secara gratis ke seluruh puskesmas di Kabupaten OKU untuk membantu masyarakat membasmi jentik nyamuk di rumah masing-masing.
Pentingnya 3M Plus
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat juga menjadi bagian penting dari strategi penanggulangan DBD. Dinkes OKU terus menekankan pentingnya penerapan pola hidup bersih dan sehat, khususnya dengan menerapkan prinsip 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) tempat penampungan air. Andi Prapto menegaskan bahwa, "Pola 3M ini masih menjadi cara yang sangat efektif untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari DBD."
Kesimpulan
Meskipun kasus DBD di OKU meningkat di tahun 2024, upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan oleh Dinkes OKU patut diapresiasi. Keberhasilan mencegah kematian akibat DBD menunjukkan efektivitas strategi yang diterapkan. Namun, peningkatan jumlah kasus ini tetap menjadi alarm agar masyarakat lebih waspada dan aktif dalam mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.