73 Kejadian Bencana di Sulteng Belum Teratasi Akibat Efisiensi Anggaran
BPBD Sulawesi Tengah menghadapi kendala dalam penanganan 73 kejadian bencana akibat efisiensi anggaran yang signifikan, dengan hanya Rp500 juta dialokasikan di tahun 2025.

Palu, 27 Maret 2025 - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah (Sulteng) menghadapi tantangan serius dalam penanganan bencana. Hingga Maret 2025, tercatat 73 kejadian bencana yang belum ditangani, mulai dari banjir hingga gempa bumi. Data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Sulteng menunjukkan minimnya tindak lanjut, bahkan asesmen lokasi bencana baru dilakukan pada satu kejadian saja.
Minimnya penanganan bencana ini disebabkan oleh pemotongan anggaran yang signifikan. Kepala Pelaksana BPBD Sulteng, Akris Fattah Yunus, mengakui bahwa anggaran bidang kedaruratan di tahun 2025 hanya Rp500 juta, turun drastis dari Rp4,5 miliar di tahun 2024. "Inilah kondisi yang kami alami, pembiayaan turun drastis," ujarnya. Kondisi ini memaksa BPBD Sulteng untuk mencari solusi dan berkoordinasi dengan Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, untuk mencari jalan keluar.
Dari 73 kejadian bencana tersebut, rinciannya cukup memprihatinkan. Sebanyak 46 kejadian merupakan bencana banjir, disusul 10 kejadian puting beliung, lima tanah longsor, empat banjir bandang, tiga banjir disertai tanah longsor, dua abrasi pantai, dua banjir rob, dan satu gempa bumi. Kejadian bencana terbanyak terjadi pada bulan Maret (34 kejadian), kemudian Januari (22 kejadian), dan Februari (17 kejadian).
Sebaran Bencana di Sulawesi Tengah
Berdasarkan sebaran geografis, Kabupaten Tolitoli mengalami kejadian bencana terbanyak dengan 14 kejadian. Disusul Buol (12 kejadian), Parigi Moutong (9 kejadian), Poso (8 kejadian), Morowali Utara (7 kejadian), dan Sigi (6 kejadian). Kabupaten Donggala mencatat 4 kejadian, sementara Tojo Una-Una, Morowali, dan Banggai masing-masing mengalami 3 kejadian. Banggai Kepulauan dan Banggai Laut masing-masing mengalami 2 kejadian bencana.
Perbandingan dengan periode yang sama di tahun 2024 menunjukkan peningkatan signifikan. Pada Januari-Maret 2024, hanya tercatat 25 kejadian bencana. Artinya, terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat jumlah kejadian bencana di tahun 2025.
Daftar Rincian Kejadian Bencana Januari-Maret 2025:
- Banjir: 46 kejadian
- Puting Beliung: 10 kejadian
- Tanah Longsor: 5 kejadian
- Banjir Bandang: 4 kejadian
- Banjir dan Tanah Longsor: 3 kejadian
- Abrasi Pantai: 2 kejadian
- Banjir ROB: 2 kejadian
- Gempa Bumi: 1 kejadian
Situasi ini menunjukkan urgensi penanganan bencana di Sulawesi Tengah. Pemotongan anggaran yang drastis berdampak langsung pada kemampuan BPBD dalam merespon dan menangani bencana yang terjadi. Koordinasi dan solusi yang cepat diperlukan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tengah.