87 Dompet Kulit Buaya Ilegal Diamankan di Bandara Mopah
Petugas karantina Bandara Mopah, Merauke, mengamankan 87 dompet kulit buaya senilai Rp30 juta tanpa dokumen karantina yang hendak dikirim ke Jayapura.

Petugas karantina di Bandara Mopah, Merauke, Papua Selatan berhasil menggagalkan pengiriman 87 dompet kulit buaya ilegal. Penindakan ini terjadi pada Rabu, 22 Januari 2024, ketika petugas menemukan barang tersebut dalam proses pengiriman menuju Jayapura.
Kepala Karantina Papua Selatan, Cahyono, menjelaskan bahwa pengamanan dilakukan karena seluruh dompet tersebut tidak dilengkapi dengan dokumen karantina yang dibutuhkan. Penemuan ini berawal dari pemeriksaan rutin menggunakan mesin x-ray terhadap sejumlah paket milik jasa pengiriman.
Bagaimana proses penemuannya? Petugas mencurigai gambar yang terdeteksi oleh mesin x-ray dan menunjukkan kemungkinan adanya dompet kulit buaya di dalam paket. Setelah dibuka bersama petugas Avsec, KP2 Udara, dan Satgas Kopasgat, petugas menemukan 87 dompet. Rinciannya: 84 dompet panjang dan pendek, satu tas, dan dua ikat pinggang. Semua dikemas dalam lima paket terpisah.
Cahyono menjelaskan lebih lanjut, "Paket tersebut berisi 87 dompet, terdiri dari 84 buah berbentuk dompet ukuran panjang dan pendek, satu buah berbentuk tas, dan dua buah berbentuk ikat pinggang yang dimuat dalam lima paket tujuan ke Jayapura." Nilai keseluruhan barang diperkirakan mencapai Rp30 juta.
Mengapa dompet-dompet tersebut ilegal? Ketiadaan dokumen karantina menjadi alasan utama. Hal ini melanggar Pasal 35 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2019 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan. Pasal ini mengatur kewajiban melengkapi sertifikat kesehatan dan melaporkan barang kepada petugas karantina.
Meskipun kerajinan kulit buaya termasuk produk yang diperbolehkan untuk diangkut antar pulau, produk tersebut wajib disertai Sertifikat Kesehatan Ikan dan Produk Ikan (KI-2) dari pejabat karantina. Ketiadaan dokumen ini menjadi dasar penindakan hukum.
Langkah selanjutnya? Saat ini, seluruh barang bukti telah diamankan di Kantor Karantina Papua Selatan. Pihak berwenang akan menyelidiki pemilik barang melalui informasi yang tertera pada paket. Proses penelusuran pemilik barang sedang berlangsung.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya kepatuhan terhadap peraturan karantina. Pengiriman produk turunan hewan, seperti kerajinan kulit buaya, harus memenuhi semua persyaratan dan regulasi yang berlaku untuk menghindari tindakan hukum.