Banjir 1,5 Meter Lumpuhkan Jalan Trans Sulawesi di Konawe Utara
Banjir setinggi 1,5 meter akibat luapan Sungai Lalindu di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, lumpuhkan Jalan Trans Sulawesi dan menghambat aktivitas masyarakat, terutama menjelang mudik Lebaran.

Banjir setinggi 1,5 meter menerjang Desa Sambandate, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra), pada 19 Maret 2024 hingga saat ini. Banjir tersebut diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan Sungai Lalindu meluap dan merendam wilayah tersebut, termasuk Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Konawe Utara dan Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah.
Kejadian ini berdampak pada lumpuhnya akses transportasi di Jalan Trans Sulawesi. Kendaraan tidak dapat melintasi jalan tersebut karena terendam banjir. Kondisi ini menimbulkan kesulitan bagi masyarakat, terutama menjelang musim mudik Lebaran yang banyak masyarakat yang akan melakukan perjalanan pulang kampung.
Komandan Pos SAR Konawe Utara, Dedi Irawan, menyatakan bahwa tinggi air masih sekitar 1,5 meter dan upaya penyeberangan kendaraan masih belum memungkinkan. Pihak Basarnas telah menurunkan delapan personel untuk membantu masyarakat dan mengamankan jalur tersebut, khususnya bagi pemudik Lebaran. Tim SAR berjaga dari pukul 08.00 hingga 17.00 Wita, dan melakukan pemantauan pada malam hari serta siaga 24 jam.
Jalan Trans Sulawesi Lumpuh Total
Luapan Sungai Lalindu yang menyebabkan banjir tersebut telah mengakibatkan lumpuhnya akses Jalan Trans Sulawesi. Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat dan perekonomian di daerah tersebut. Banyak kendaraan terhenti dan masyarakat kesulitan untuk melakukan perjalanan.
"Untuk sekarang tinggi airnya masih sekitar 1,5 meter dan kendaraan belum bisa menyeberang," kata Dedi Irawan saat dihubungi di Kendari.
Pihak Basarnas berharap agar banjir segera surut sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas normal dan lancar terutama bagi masyarakat yang hendak mudik Lebaran.
Tim SAR juga terus memantau perkembangan situasi di lapangan dan siap memberikan bantuan jika diperlukan.
Upaya Penanganan Banjir dan Dampaknya
Basarnas Kendari telah mengerahkan delapan personel untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir dan mengamankan Jalan Trans Sulawesi. Personel tersebut bertugas dari pukul 08.00 hingga 17.00 Wita, dan melakukan pemantauan pada malam hari.
Selain itu, Basarnas juga berharap agar banjir segera surut agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa, terutama menjelang Lebaran. Banjir ini berdampak pada terhambatnya mobilitas masyarakat dan perekonomian di wilayah tersebut.
"Banjir luapan sungai tersebut terjadi sejak 19 Maret hingga sekarang, dan masih belum surut," ujar Dedi Irawan.
Kondisi ini tentunya menghambat aktivitas masyarakat, khususnya bagi mereka yang hendak melakukan perjalanan mudik Lebaran.
Harapan Basarnas dan Kondisi Terkini
Dedi Irawan berharap agar banjir di Konawe Utara segera surut. Hal ini penting agar masyarakat dapat kembali beraktivitas seperti biasa dan memperlancar perjalanan mudik Lebaran. Basarnas sendiri berkomitmen untuk terus memantau dan siaga selama 24 jam di lokasi banjir.
"Delapan personel kami siagakan, mulai pukul 08.00 hingga 17.00 Wita untuk membantu masyarakat," ucapnya.
Pihak Basarnas juga menghimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi bencana alam lainnya.
Sampai saat ini, Tim SAR masih terus berada di lokasi banjir untuk melakukan pemantauan dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Semoga situasi dapat segera kembali normal dan masyarakat dapat merayakan Lebaran dengan tenang dan damai.