Banjir di Jateng: Produksi Gabah Diperkirakan Tak Terdampak Signifikan
Meskipun 60.000 hektare sawah di Jawa Tengah tergenang banjir, Pemprov Jateng optimistis target produksi gabah 4,8 juta ton tetap tercapai berkat antisipasi dan strategi tepat.

Banjir yang melanda Jawa Tengah (Jateng) akhir-akhir ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap produksi gabah. Namun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng memastikan bahwa dampaknya tidak akan signifikan terhadap target produksi gabah secara keseluruhan. Penjabat Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menyatakan keprihatinan atas tergenangnya 60.000 hektare sawah, namun tetap optimistis target produksi tercapai.
Antisipasi Pemprov Jateng Hadapi Banjir
Meskipun masa panen raya akan segera tiba, antara Februari hingga April 2025, Pemprov Jateng optimistis target produksi gabah kering panen (GKP) sebesar 4,8 juta ton atau setara 2,3 juta ton beras tetap bisa dicapai. Target ini ditetapkan berdasarkan luas areal tanam 688.000 hektare yang tersebar di 32 kabupaten/kota di Jateng. Langkah-langkah antisipasi dan strategi tepat menjadi kunci optimisme ini.
Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya untuk meminimalisir dampak banjir terhadap produksi pertanian. Salah satu langkah penting adalah kerjasama dengan Bulog untuk menyerap gabah hasil produksi petani. Bulog akan menyerap 20 persen dari total produksi gabah sebagai langkah awal untuk menjamin stabilitas harga dan ketersediaan pangan.
Kerjasama dan Dukungan Pemerintah
Pemprov Jateng juga telah menggelar rapat koordinasi dengan Bulog untuk memastikan percepatan serapan gabah dan beras. Hal ini sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan harga beli gabah dari petani sebesar Rp6.500 per kilogram dan harga beli beras Rp12.000 per kilogram. Dukungan pemerintah untuk petani tidak hanya berhenti sampai di sini.
Pemerintah Provinsi, bersama TNI dan Polri, berkomitmen memberikan pendampingan kepada petani dalam mencarikan pangsa pasar bagi hasil panen mereka. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu petani memasarkan hasil panen dengan harga yang layak dan menjamin keberlanjutan usaha pertanian.
Dampak Banjir di Kabupaten Kudus
Kabupaten Kudus menjadi salah satu daerah yang terdampak banjir, dengan areal tanaman padi tergenang mencapai 717 hektare di tiga kecamatan: Jati, Kaliwungu, dan Undaan. Luas lahan dan ketinggian genangan bervariasi, begitu pula usia tanaman padi yang terendam, berkisar antara 30 hingga 80 hari. Lamanya genangan juga berbeda-beda di setiap lokasi.
Kondisi tanaman padi yang terendam banjir bervariasi. Tanaman yang terendam hingga daunnya tidak terlihat biasanya hanya bertahan selama tiga hari. Namun, tanaman yang masih terlihat daunnya dan masih terkena sinar matahari masih berpotensi untuk bertahan lebih lama karena proses fotosintesis masih dapat berlangsung.
Kesimpulan
Meskipun banjir mengakibatkan genangan di areal persawahan yang cukup luas di Jawa Tengah, Pemprov Jateng tetap optimistis target produksi gabah dapat tercapai. Hal ini berkat berbagai strategi dan langkah antisipasi yang telah dilakukan, termasuk kerjasama dengan Bulog, penetapan harga beli gabah dan beras, serta pendampingan pemasaran hasil panen oleh pemerintah bersama TNI dan Polri. Situasi di lapangan terus dipantau dan evaluasi akan dilakukan untuk memastikan keberhasilan target produksi.