Bapanas Dorong Petani Naik Kelas, Raih Panen Berkualitas dan Swasembada Pangan
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendorong peningkatan kualitas petani melalui berbagai program untuk menghasilkan panen berkualitas, menunjang ketahanan pangan dan swasembada beras nasional.

Bapanas berupaya meningkatkan kualitas petani demi panen yang lebih baik. Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya peningkatan kualitas petani dalam rapat koordinasi bidang pangan di Makassar, Sulawesi Selatan. Langkah ini bertujuan untuk menjamin ketahanan pangan dan mencapai swasembada pangan, khususnya beras.
Arief menjelaskan, peningkatan kualitas petani atau upscaling penting agar petani tak hanya bergantung pada penjualan Gabah Kering Panen (GKP). Diversifikasi produksi sangat diperlukan, terutama karena target pengadaan Bulog pada 2025 untuk Gabah Kering Giling (GKG) lebih tinggi daripada GKP.
Strategi Bapanas untuk Mendukung Petani. Untuk mendukung hal tersebut, Bapanas memfasilitasi Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) dengan pengering (dryer) agar dapat memasok GKG ke Bulog dengan harga Rp8.000 - Rp8.200 per kilogram. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dan kualitas hasil panen.
Optimalisasi penyerapan hasil panen pada masa panen raya memerlukan sinergi berbagai pihak. Hal ini penting untuk mengisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dengan beras berkualitas tinggi. Meskipun Bulog menargetkan penyerapan GKP seharga Rp6.500 per kilogram (berdasarkan Keputusan Badan Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2025), kualitas tetap menjadi prioritas. Standar kualitas ditetapkan dengan kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Peningkatan Pengadaan Beras Bulog. Sejak 2023, Bapanas menerapkan penyesuaian Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dengan standar kualitas yang lebih ketat. Hasilnya, realisasi pengadaan Bulog dari produksi dalam negeri meningkat signifikan. Dari 994 ribu ton pada 2022, meningkat menjadi 1,066 juta ton di 2023, dan mencapai 1,266 juta ton pada 2024.
Peran Bulog dan Fleksibilitas Rafaksi Harga. Direktur Utama Perum Bulog, Wahyu Suparyono, menyatakan komitmen Bulog dalam menyerap hasil produksi petani sesuai standar. Bulog juga diberi fleksibilitas dalam menyerap gabah di luar kualitas standar HPP melalui kebijakan rafaksi harga. Gabah dengan kadar air 26-30 persen dan kadar hampa 11-15 persen tetap diserap, namun dengan harga Rp5.750 per kilogram.
Kerjasama Antar Pihak untuk Ketahanan Pangan. Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menekankan pentingnya kerja sama semua pihak. Rapat koordinasi bidang pangan yang digelar secara bergiliran di daerah sentra padi bertujuan untuk memaksimalkan penyerapan hasil panen petani, terutama menjelang panen raya pada Februari hingga April. Sulawesi Selatan, sebagai salah satu daerah andalan pangan nasional, berperan penting dalam upaya mewujudkan swasembada pangan.