BBWS Lampung Perbaiki Infrastruktur Irigasi Pasca Banjir
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Lampung, melakukan perbaikan berkala terhadap tanggul dan irigasi yang rusak akibat banjir untuk menjaga produktivitas lahan pertanian.

Banjir yang melanda beberapa wilayah di Lampung awal tahun ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur irigasi yang cukup signifikan. Akibatnya, lahan pertanian terancam produktivitasnya. Namun, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung bergerak cepat untuk mengatasi masalah ini.
Perbaikan Infrastruktur Irigasi dan Tanggul
Kepala BBWS Mesuji Sekampung, Roy Panagom Pardede, menyatakan bahwa pihaknya telah menyelesaikan perbaikan irigasi di Kali Batanghari (KBh) II dan Aji Baru. Perbaikan tanggul di Trimurjo juga telah rampung dan berfungsi kembali. Semua perbaikan ini bertujuan untuk memastikan lahan pertanian tetap produktif dan terlindungi dari ancaman banjir selanjutnya. Perbaikan ini merupakan bagian dari upaya rutin, namun juga dipicu oleh kerusakan yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi dan bencana alam.
Meskipun demikian, masih ada beberapa titik irigasi dan tanggul yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Salah satu lokasi yang menjadi prioritas adalah wilayah Sekampung, di mana jembatan dan tanggul mengalami kerusakan cukup parah, bahkan sampai menutup saluran irigasi. Kerusakan serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, termasuk Ketibung, Way Sulan Lampung Selatan, Gunung Goras Jaya di Bekri, Lampung Tengah. Meskipun anggaran terbatas, BBWS Mesuji Sekampung berkomitmen untuk melakukan perbaikan secara bertahap.
Strategi Perbaikan dan Anggaran Terbatas
Dengan keterbatasan anggaran dan sumber daya, BBWS Mesuji Sekampung menggunakan strategi perbaikan secara bertahap dan memanfaatkan material yang tersedia, seperti geobag, sebagai solusi sementara. Perbaikan ini difokuskan pada titik-titik kritis yang berdampak langsung pada produktivitas lahan pertanian. Kerusakan terparah terjadi di Ketibung dengan empat titik kerusakan, diikuti Way Sulan (satu titik), Palas, Seragi (satu titik), Bekri (satu titik), dan Bumi Nabung, Seputih Surabaya Lampung Tengah (satu titik).
Semua kerusakan ini terjadi akibat debit air dan curah hujan tinggi pada bulan Januari lalu. BBWS Mesuji Sekampung berkomitmen untuk terus melakukan perbaikan secara berkala guna melindungi lahan pertanian dan mencegah dampak yang lebih buruk di masa mendatang. Prioritas utama adalah menjaga agar sistem irigasi tetap berfungsi optimal dan melindungi hasil panen para petani.
Capaian Pembangunan dan Rehabilitasi Infrastruktur
Selama periode 2015-2024, BBWS Mesuji Sekampung telah melakukan pembangunan tanggul sungai sepanjang 31,89 kilometer, melindungi lahan seluas 3.935,5 hektare. Rehabilitasi tanggul sungai sepanjang 63,08 kilometer juga telah dilakukan, melindungi lahan seluas 6.083,93 hektare. Selain itu, pembangunan Daerah Irigasi (DI) mencapai 195 kilometer dengan luas 22.693 hektare, sementara rehabilitasi DI mencapai 465,04 kilometer dengan luas 97.625 hektare. Rehabilitasi Daerah Irigasi Rawa (DIR) sepanjang 928,66 kilometer juga telah dilakukan, melindungi lahan seluas 50.137 hektare.
Angka-angka ini menunjukkan komitmen BBWS Mesuji Sekampung dalam menjaga dan meningkatkan infrastruktur irigasi di Lampung. Perbaikan pasca banjir menjadi bagian penting dari upaya berkelanjutan untuk memastikan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat pertanian di wilayah tersebut. Ke depannya, diharapkan akan ada peningkatan anggaran dan dukungan untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kesimpulan
Perbaikan infrastruktur irigasi dan tanggul pasca banjir di Lampung merupakan langkah penting untuk menjaga produktivitas lahan pertanian. BBWS Mesuji Sekampung menunjukkan komitmennya dalam mengatasi kerusakan yang terjadi, meskipun dengan keterbatasan anggaran dan sumber daya. Perbaikan secara berkala dan pemanfaatan material sementara menjadi strategi efektif dalam menghadapi tantangan ini. Ke depan, peningkatan anggaran dan dukungan pemerintah sangat penting untuk memastikan keberlanjutan upaya ini dan melindungi sektor pertanian di Lampung.