Pembangunan Irigasi Jebol di Mukomuko: Menunggu Anggaran 2025
Irigasi Air Dikit Kecil di Mukomuko, Bengkulu, yang jebol akibat banjir, menunggu kepastian anggaran dari pemerintah daerah untuk pembangunan ulang pada tahun 2025, dengan rencana pembangunan bendungan baru yang lebih tahan lama.
![Pembangunan Irigasi Jebol di Mukomuko: Menunggu Anggaran 2025](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/120038.712-pembangunan-irigasi-jebol-di-mukomuko-menunggu-anggaran-2025-1.jpg)
Banjir di Desa Penarik, Mukomuko, Bengkulu, telah mengakibatkan kerusakan parah pada bendungan Irigasi Air Dikit Kecil. Kini, pembangunan kembali bendungan tersebut terhambat karena menunggu kepastian anggaran dari pemerintah daerah. Peristiwa ini menyoroti pentingnya infrastruktur irigasi yang handal bagi pertanian di wilayah tersebut.
Rencana Pembangunan dan Sumber Dana
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko berencana menggunakan dana operasional Bendung tahun 2025 untuk membangun kembali bendungan yang jebol. Kepala Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kabupaten Mukomuko, Bambang Parianto, menjelaskan bahwa dana operasional Bendung tahun ini sebesar Rp140 juta telah dialokasikan untuk perencanaan pembangunan. Namun, realisasi pembangunan masih menunggu kepastian apakah anggaran tersebut akan disetujui atau tidak.
Bambang menambahkan, jika anggaran disetujui, pembangunan akan dilakukan secara swakelola oleh Dinas PUPR Mukomuko. Belum ada kepastian jadwal pembangunan karena ketergantungan pada persetujuan anggaran. Proses pembangunan direncanakan dengan merobohkan bendungan lama dan membangun bendungan baru yang lebih kuat dan tahan lama, terutama untuk menghadapi potensi banjir di masa mendatang.
Kerusakan Infrastruktur Irigasi
Kerusakan pada Irigasi Air Dikit Kecil tidak hanya terbatas pada bendungan utama. Bambang menyebutkan bahwa sayap irigasi juga mengalami kerusakan signifikan, beberapa bangunan pendukung roboh, dan pintu bendungan patah. Kerusakan yang cukup luas ini menunjukkan betapa besar dampak banjir terhadap infrastruktur irigasi di wilayah tersebut. Pembangunan ulang membutuhkan perencanaan yang matang dan anggaran yang cukup.
Luas Areal Persawahan dan Sumber Air
Meskipun Irigasi Air Dikit Kecil dirancang untuk mengairi lahan persawahan, luas areal persawahan yang masih aktif saat ini hanya sekitar empat hektare. Sebagian besar lahan telah beralih fungsi menjadi perkebunan kelapa sawit. Uniknya, sumber air irigasi ini bukan berasal dari sungai, melainkan dari limbah rumah tangga dan tempat usaha di sekitar wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap sistem irigasi yang ada, meskipun sumber airnya berasal dari limbah.
Kesimpulan
Pembangunan kembali Irigasi Air Dikit Kecil di Mukomuko masih menghadapi tantangan utama yaitu ketersediaan anggaran. Meskipun perencanaan pembangunan telah disusun, realisasi masih bergantung pada persetujuan anggaran tahun 2025. Peristiwa ini menyoroti pentingnya pengelolaan infrastruktur irigasi yang baik dan antisipatif terhadap bencana alam, serta perlunya perencanaan yang matang untuk memastikan keberlanjutan sektor pertanian di wilayah tersebut. Semoga dengan adanya pembangunan ulang bendungan ini, areal persawahan dapat kembali berfungsi optimal.