BI Bengkulu: Efisiensi Anggaran Bukan Berarti Penghentian Kegiatan
Bank Indonesia Provinsi Bengkulu menegaskan pentingnya pemahaman efisiensi anggaran yang tidak berarti penghentian kegiatan, melainkan penghematan biaya untuk diprioritaskan pada sektor lain demi pertumbuhan ekonomi daerah.

Bank Indonesia (BI) Provinsi Bengkulu meluruskan kesalahpahaman terkait kebijakan efisiensi anggaran. Kepala Perwakilan BI Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, menjelaskan bahwa efisiensi bukan berarti penghentian seluruh kegiatan atau 'shutdown'. Pernyataan ini disampaikan di Bengkulu pada Jumat, 9 Mei 2024.
Wahyu Yuwana menekankan, "Saya pikir sih ini yang mesti dipahami, efisiensi itu tidak berarti shutdown, tidak berhenti atau tidak melakukan kegiatan. Persisnya efisiensi adalah memotong biaya-biaya yang mungkin tidak perlu (untuk bisa dimanfaatkan pada sektor prioritas lain)." Salah kaprah mengenai efisiensi dapat berdampak negatif pada perekonomian daerah, menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi lesu.
BI Provinsi Bengkulu berkomitmen untuk tetap membelanjakan anggaran sesuai porsi yang telah direncanakan, dengan tetap memperhatikan kebijakan efisiensi. Hal ini dilakukan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi Bengkulu. Realisasi anggaran sesuai rencana akan mendorong pergerakan berbagai sektor, dari hulu hingga hilir produksi barang dan jasa. Wahyu menambahkan, "Kami di Bank Indonesia masih komitmen, istilahnya anggaran yang ada kita upayakan dibelanjakan di Bengkulu karena satu rupiah pun yang dibelanjakan di Bengkulu, saya yakin pasti punya dampak multiplier effect terhadap perekonomian Bengkulu."
Efisiensi Anggaran Pemerintah Provinsi Bengkulu
Pemerintah Provinsi Bengkulu telah menerapkan kebijakan efisiensi anggaran di sejumlah pos, salah satunya adalah biaya publikasi. Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyatakan bahwa biaya publikasi yang sebelumnya mencapai lebih dari Rp50 miliar, kini dipangkas hingga 89 persen. Namun, pemerintah justru menaikkan anggaran pembangunan infrastruktur jalan hingga 428 persen.
Kenaikan signifikan ini terlihat pada anggaran tahun 2025, di mana Pemerintah Provinsi Bengkulu mengalokasikan lebih dari Rp500 miliar untuk pembangunan infrastruktur jalan. Langkah ini menunjukkan pergeseran prioritas anggaran, dengan tetap menjaga realisasi belanja daerah secara keseluruhan. Anggaran tetap terealisasi, hanya saja dialokasikan pada sektor-sektor yang dianggap lebih prioritas.
Dengan demikian, kebijakan efisiensi yang diterapkan Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak berarti mengurangi total belanja daerah, melainkan mengoptimalkan alokasi anggaran pada sektor-sektor yang dianggap lebih krusial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Fokus pada pembangunan infrastruktur jalan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang lebih besar bagi perekonomian Bengkulu.
Dampak Kebijakan Efisiensi
BI Bengkulu optimistis bahwa kebijakan efisiensi yang dijalankan dengan tepat akan berdampak positif pada perekonomian Bengkulu. Dengan memangkas biaya-biaya yang tidak perlu, dana yang tersedia dapat dialihkan untuk mendukung sektor-sektor prioritas, seperti infrastruktur. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan dan merata.
Pentingnya pemahaman yang benar tentang efisiensi perlu ditekankan. Efisiensi bukan tentang penghematan yang berlebihan hingga menghambat aktivitas ekonomi, melainkan tentang pengalokasian sumber daya secara optimal untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan demikian, kebijakan efisiensi dapat menjadi instrumen penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan.
BI Bengkulu akan terus memantau dan memberikan dukungan untuk memastikan kebijakan efisiensi di Provinsi Bengkulu berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah. Komitmen BI untuk membelanjakan anggaran di Bengkulu diharapkan dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Langkah Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam memprioritaskan pembangunan infrastruktur jalan menunjukkan komitmen untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas di berbagai wilayah. Hal ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor lain, seperti pariwisata dan perdagangan.
Kesimpulan
Kebijakan efisiensi anggaran di Provinsi Bengkulu menekankan pentingnya perencanaan dan prioritisasi yang tepat. Dengan pemahaman yang benar, efisiensi dapat menjadi alat yang efektif untuk mengoptimalkan sumber daya dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. BI Bengkulu berperan aktif dalam memastikan kebijakan ini memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.