BI dan PBOC Perpanjang Perjanjian Swap Mata Uang Bilateral
Bank Indonesia (BI) dan People's Bank of China (PBOC) memperpanjang perjanjian swap mata uang bilateral (BCSA) selama lima tahun, memperkuat kerja sama ekonomi dan stabilitas keuangan kedua negara.
Bank Indonesia (BI) dan People's Bank of China (PBOC) baru saja memperpanjang perjanjian swap mata uang bilateral (BCSA) mereka selama lima tahun lagi. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo, dan Gubernur PBOC, Pan Gongsheng, dan berlaku efektif sejak 31 Januari 2025. Kabar ini diumumkan di Banda Aceh pada Jumat, 7 Juli 2024 oleh Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso.
Kerja Sama yang Menguntungkan
Perjanjian ini memungkinkan kedua bank sentral untuk saling menukar mata uang lokal hingga 400 miliar yuan (setara dengan US$55 miliar) ke nilai rupiah yang setara. Prakoso menekankan komitmen kedua bank sentral untuk mendorong perdagangan bilateral dan investasi langsung dalam mata uang lokal, serta menjaga stabilitas pasar keuangan. Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan awal yang dimulai pada tahun 2009 dan telah diperbarui beberapa kali sejak itu.
Mendorong Transaksi Mata Uang Lokal
BCSA juga memperkuat upaya untuk menyelesaikan transaksi menggunakan mata uang lokal, sebuah sistem yang telah berjalan sejak 2021. Saat ini, transaksi mata uang lokal merupakan metode utama untuk transaksi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan China. Langkah ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS dalam perdagangan internasional.
Dukungan terhadap Tujuan Asta Cita
BI menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari bauran kebijakan bank sentral Indonesia yang bertujuan untuk mendukung tujuan Asta Cita pemerintah, terutama dalam memperkuat sektor eksternal dan memastikan cadangan devisa yang memadai. Perpanjangan perjanjian BCSA dengan PBOC dianggap signifikan bagi kerja sama internasional dan merupakan bagian dari bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
Kerja Sama Regional yang Luas
Selain dengan China, BI juga melakukan kerja sama BCSA dengan bank sentral lainnya di beberapa negara di kawasan Asia, seperti Korea Selatan, Australia, Malaysia, dan Singapura. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi regional dan diversifikasi kemitraan ekonomi internasional. Dengan memperluas jaringan kerja sama ini, Indonesia dapat lebih efektif mengelola risiko ekonomi dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Kesimpulan
Perpanjangan perjanjian swap mata uang bilateral antara BI dan PBOC selama lima tahun merupakan langkah strategis yang menguntungkan kedua negara. Kesepakatan ini tidak hanya memperkuat hubungan ekonomi bilateral, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas keuangan regional dan global. Dengan mendorong transaksi dalam mata uang lokal, Indonesia semakin mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dan memperkuat posisi ekonominya di kancah internasional. Ke depannya, kerja sama ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi kedua negara.