BI Perkuat Sinergi GNPIP Jawa: Dorong Kemandirian Pangan dan Kesejahteraan Petani
Bank Indonesia (BI) memperkuat sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Jawa untuk meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani, dengan berbagai program strategis.

Bank Indonesia (BI) gencar memperkuat sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di wilayah Jawa. Langkah ini bertujuan meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya para petani. Inisiatif ini diumumkan di Yogyakarta pada Jumat, 21 Februari 2024, dalam sebuah kegiatan GNPIP Jawa.
Anggota Dewan Gubernur BI, Doni P. Joewono, menyatakan harapannya agar GNPIP tidak hanya mencapai swasembada pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani. "Kami harap semangat dan visi Presiden Prabowo Subianto untuk tidak hanya swasembada pangan, tapi kami juga berusaha agar GNPIP ini juga mengusahakan kesejahteraan petani," ujar Doni. BI berkolaborasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPIP dan TPID) Jawa untuk memperkuat ekosistem pangan di wilayah tersebut.
Program GNPIP Jawa dirancang untuk mengakselerasi hilirisasi dan ketahanan pangan sebagai bagian dari dukungan terhadap Asta Cita. Kerja sama ini melibatkan berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga terkait, dalam upaya menjaga stabilitas harga pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
Program Strategis GNPIP Jawa
GNPIP Jawa menjalankan beberapa program strategis untuk mencapai tujuannya. Pertama, peningkatan produksi komoditas pangan strategis melalui intensifikasi pertanian. Ini meliputi penggunaan bibit unggul, penyediaan sarana prasarana memadai, dan pemanfaatan teknologi digital farming. Kedua, program ini mendukung penyediaan pasokan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui Kerja Sama Antar Daerah (KAD) dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Ketiga, GNPIP Jawa fokus pada penguatan peran off taker (BUMD/BUMDes Pangan). Tujuannya adalah menjaga ketersediaan pasokan komoditas pangan antarwaktu dan antarwilayah melalui penguatan kelembagaan dan aspek permodalan. Dengan demikian, diharapkan stabilitas harga dan aksesibilitas pangan dapat terjaga dengan baik. Keberhasilan program ini akan berdampak positif pada perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Doni juga memaparkan keberhasilan TPIP dan TPID dalam menjaga inflasi pada tahun 2024. Inflasi berhasil ditekan pada angka 1,57 persen (year-on-year/yoy), sesuai dengan target yang ditetapkan. Keberhasilan ini ditunjang oleh perluasan kerja sama antardaerah (KAD), penyelenggaraan pasar murah, dan inisiasi program pertanian unggul berbasis digital.
Dukungan BI dan Tantangan Ke Depan
BI berkomitmen penuh mendukung pembangunan kemandirian pangan dan kesejahteraan masyarakat sektor pertanian, khususnya di pedesaan. Hal ini sejalan dengan implementasi program Asta Cita 6. Namun, tantangan tetap ada, seperti cuaca ekstrem, disparitas harga antarwilayah, dan pengelolaan pascapanen yang perlu diperhatikan.
Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Ramadhan dan Idul Fitri, BI menekankan pentingnya memperkuat peran GNPIP untuk menjaga stabilitas harga pangan. Dari sisi BI, Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) akan dioptimalkan untuk peningkatan pembiayaan sektor prioritas, termasuk sektor pertanian, guna mendukung pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.
Secara keseluruhan, sinergi GNPIP Jawa yang diperkuat oleh BI menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan kemandirian pangan dan kesejahteraan petani Indonesia. Program-program strategis yang dijalankan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional dan kehidupan masyarakat.