BI: Ruang Penurunan BI-Rate Masih Terbuka di 2025, Namun Dinamika Global Jadi Pertimbangan
Bank Indonesia (BI) masih melihat potensi penurunan suku bunga acuan (BI-Rate) tahun ini, meskipun perkembangan ekonomi global perlu dipertimbangkan.

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyatakan bahwa BI masih melihat peluang untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate lebih lanjut pada tahun 2025. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Februari 2025 di Jakarta, Rabu. Namun, Perry menekankan bahwa momentum penurunan tersebut sangat bergantung pada perkembangan dinamika ekonomi global.
Keputusan untuk menurunkan BI-Rate didasarkan pada inflasi Indonesia yang terkendali dan komitmen BI untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi domestik. Penurunan BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen pada Januari 2025 dinilai sebagai langkah tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang direvisi ke bawah. BI kini bekerja sama dengan pemerintah untuk memantau prospek pertumbuhan ekonomi 2025, mempertimbangkan dampak perubahan global terhadap ekspor Indonesia, kebijakan pemerintah dalam program Astacita, dan dampak kebijakan efisiensi fiskal.
Meskipun ruang untuk penurunan BI-Rate ada, BI tetap mempertimbangkan situasi global yang dinamis. Kondisi ekonomi AS, misalnya, masih relatif baik meskipun inflasi tinggi. BI memprediksi penurunan Fed Fund Rate (FFR) hanya sekali sebesar 25 bps pada awal semester II 2025. Tingginya imbal hasil US Treasury, defisit fiskal AS yang ditargetkan 7,7 persen tahun ini dan 8,8 persen tahun depan, serta kekuatan indeks dolar AS (DXY) yang berada di kisaran 107 hingga 109, turut menjadi pertimbangan BI.
BI Intervensi Pasar untuk Stabilitas Rupiah
BI memastikan akan terus melakukan intervensi di pasar spot maupun domestic non-deliverable forward (DNDF) untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Pada Februari 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat menguat 0,15 persen point to point (ptp) dibandingkan akhir Januari 2024. Kinerja positif ini menunjukkan upaya BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah cukup efektif.
Kehati-hatian BI dalam menentukan waktu penurunan BI-Rate menunjukkan komitmen bank sentral untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi domestik dengan dinamika ekonomi global yang penuh tantangan. Langkah ini juga menunjukkan bahwa BI terus memantau berbagai indikator ekonomi makro baik domestik maupun global untuk memastikan kebijakan moneter yang tepat dan terukur.
BI menyadari pentingnya menjaga stabilitas ekonomi makro di tengah ketidakpastian global. Oleh karena itu, pemantauan terhadap berbagai faktor eksternal dan internal terus dilakukan untuk memastikan kebijakan yang diambil tetap relevan dan efektif dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Faktor Global yang Mempengaruhi Keputusan BI
Kondisi ekonomi global yang dinamis, khususnya dari Amerika Serikat, menjadi salah satu faktor utama yang dipertimbangkan BI dalam menentukan kebijakan suku bunga. Tingginya imbal hasil US Treasury dan kekuatan dolar AS memberikan tekanan terhadap nilai tukar rupiah. BI perlu mempertimbangkan dampak dari faktor-faktor tersebut terhadap perekonomian Indonesia sebelum memutuskan untuk menurunkan BI-Rate.
Selain itu, defisit fiskal AS yang cukup besar juga menjadi perhatian BI. Defisit ini dapat berdampak pada perekonomian global dan berpotensi mempengaruhi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, BI perlu mempertimbangkan faktor ini dalam menentukan kebijakan moneternya.
Meskipun demikian, BI tetap optimis terhadap prospek ekonomi Indonesia. Komitmen pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui program-program seperti Astacita dan kebijakan efisiensi fiskal menjadi faktor pendukung. BI akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan moneter dan fiskal sinergis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut, BI akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik untuk menentukan waktu yang tepat dalam menurunkan BI-Rate. Keputusan ini akan diambil dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap stabilitas ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Intervensi di pasar valuta asing dan koordinasi yang erat dengan pemerintah akan terus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kesimpulan
Penurunan BI-Rate lebih lanjut di tahun 2025 masih memungkinkan, namun keputusan akhir bergantung pada perkembangan ekonomi global. BI akan terus memantau berbagai indikator ekonomi dan melakukan intervensi di pasar untuk menjaga stabilitas ekonomi makro dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.