Bio Farma Group Raup Untung Rp380 Miliar di Kuartal I 2025, Tanda Pemulihan Pasca Pandemi?
Holding BUMN farmasi Bio Farma Group berhasil membukukan laba bersih Rp380 miliar di kuartal pertama 2025, menandai pemulihan kinerja setelah kerugian signifikan pada tahun-tahun sebelumnya.

Holding BUMN farmasi Bio Farma Group berhasil mencatatkan laba bersih yang signifikan, yaitu sebesar Rp380 miliar pada kuartal pertama tahun 2025. Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Shadiq Akasya, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Kamis lalu. Pencapaian ini menjadi sinyal kuat pemulihan perusahaan setelah melewati masa sulit akibat transisi pasca pandemi COVID-19.
Menurut Shadiq Akasya, keberhasilan ini sebagian besar didorong oleh meningkatnya permintaan vaksin COVID-19 dari Arab Saudi. Kebijakan baru pemerintah Arab Saudi yang mewajibkan vaksinasi bagi jemaah haji tahun ini memberikan dampak positif bagi Bio Farma Group. Hal ini memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan kembali ke jalur profitabilitas.
Lebih lanjut, Shadiq menjelaskan bahwa potensi pasar vaksin tidak hanya terbatas pada jemaah haji. Ia berharap, peluang serupa dapat diraih dari vaksinasi jemaah umroh yang jumlahnya jauh lebih besar, sekitar 1,8 juta orang per tahun, dibandingkan jemaah haji yang hanya sekitar 240 ribu orang per tahun. Strategi ini menunjukkan upaya Bio Farma Group untuk diversifikasi pasar dan mengurangi ketergantungan pada satu sumber pendapatan.
Kebangkitan Bio Farma Group Setelah Masa Sulit
Sebelum mencapai laba bersih Rp380 miliar di kuartal I 2025, Bio Farma Group sempat mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan pada tahun 2023 dan 2024. Penurunan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk impairment persediaan dan penyesuaian pasca pandemi COVID-19. Setelah mencatatkan laba yang fantastis selama pandemi COVID-19, mencapai Rp1,7 triliun pada 2021, dan kemudian menurun menjadi Rp260 miliar pada 2022, perusahaan justru mengalami kerugian sebesar Rp2,04 triliun pada 2023 dan Rp1,16 triliun (unaudited) pada 2024.
Shadiq menjelaskan bahwa kondisi tersebut merupakan konsekuensi dari transisi pasca pandemi. "Kondisi-kondisi ini memang di masing-masing kejadian pada saat COVID dengan adanya peralihan, kemudian pemulihan pada saat setelah COVID itu ada beberapa yang menjadi beban-beban perusahaan," ujarnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk melakukan evaluasi dan penyesuaian strategi bisnis agar tetap kompetitif dan berkelanjutan.
Namun, dengan pencapaian laba bersih di kuartal I 2025, Bio Farma Group menunjukkan resiliensi dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Hal ini juga menunjukkan keberhasilan strategi perusahaan dalam memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi tantangan yang dihadapi.
EBITDA Positif Menunjukkan Tren Pemulihan
Sebagai indikator kinerja keuangan lainnya, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) Bio Farma Group juga menunjukkan tren positif. Setelah mencatatkan EBITDA minus Rp0,47 triliun pada 2023 dan minus Rp0,19 triliun pada 2024, EBITDA pada kuartal pertama 2025 berhasil mencapai angka positif Rp730 miliar. Ini merupakan indikator kuat yang menunjukkan perbaikan signifikan dalam operasional perusahaan.
Peningkatan EBITDA ini menunjukkan efisiensi operasional dan kemampuan Bio Farma Group dalam mengelola biaya. Hal ini juga mendukung kesimpulan bahwa laba bersih Rp380 miliar bukanlah angka yang bersifat sementara, melainkan merupakan hasil dari strategi dan manajemen yang efektif.
Dengan kinerja keuangan yang membaik, Bio Farma Group diharapkan dapat terus berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia dan memperkuat posisi Indonesia di pasar farmasi global.
Bio Farma Group sendiri merupakan holding BUMN farmasi yang terdiri dari PT Bio Farma (Persero) sebagai induk perusahaan, PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, dan PT Industri Nuklir Indonesia (INUKI). Keberhasilan ini tentunya merupakan hasil kerja keras seluruh perusahaan anggota holding dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang di pasar farmasi.
Ke depan, Bio Farma Group perlu mempertahankan momentum positif ini dengan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan pasar. Diversifikasi produk dan pasar, serta peningkatan efisiensi operasional, akan menjadi kunci keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang.