Laba Bank Muamalat Melonjak 45 Persen di 2024, Didukung Pertumbuhan Pembiayaan dan Transaksi Digital
Bank Muamalat sukses mencatatkan pertumbuhan laba sebelum pajak sebesar 45 persen yoy di tahun 2024, ditopang oleh peningkatan pembiayaan, transaksi digital, dan layanan perbankan syariah.

Jakarta, 28 Maret 2025 - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan mencetak pertumbuhan laba sebelum pajak (profit before tax) sebesar 45 persen secara year on year (yoy) pada tahun 2024. Kinerja positif ini ditandai dengan laba sebelum pajak yang mencapai Rp20,4 miliar per 31 Desember 2024, seperti yang tercantum dalam laporan keuangan bank only (diaudit).
Direktur Utama Bank Muamalat, Imam Teguh Saptono, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini. "Di tengah beragam dinamika sepanjang 2024, alhamdulillah Bank Muamalat tetap bisa mencatatkan kinerja positif. Ini menjadi cerminan bahwa transformasi perseroan berjalan pada jalur yang tepat," ujarnya dalam keterangan pers di Jakarta.
Pertumbuhan laba ini tidak terlepas dari berbagai strategi yang diterapkan Bank Muamalat, termasuk fokus pada ekosistem haji dan umrah, peningkatan layanan digital, dan ekspansi produk perbankan syariah yang inovatif.
Pertumbuhan Pembiayaan dan Dana Pihak Ketiga
Total pembiayaan Bank Muamalat mencapai angka signifikan, yaitu Rp16,8 triliun per Desember 2024. Salah satu sektor yang menunjukkan pertumbuhan luar biasa adalah pembiayaan sewa, yang melonjak hingga 225 persen (yoy) dari Rp1,9 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp6,2 miliar pada akhir Desember 2024. Sementara itu, total Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp41,7 triliun, dengan tabungan berbasis wadiah tumbuh 5 persen (yoy) menjadi Rp7,4 triliun.
Keberhasilan Bank Muamalat juga tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang mencapai 28,48 persen pada Desember 2024. Angka ini jauh di atas batas minimum yang ditetapkan oleh regulator, menunjukkan solidnya permodalan Bank Muamalat.
Bank Muamalat juga aktif menggenjot dana murah dari tabungan dan giro (Current Account and Saving Account/CASA) melalui kerja sama layanan pembayaran payroll gaji dan cash management system. Hal ini menunjukkan komitmen Bank Muamalat dalam mengoptimalkan sumber daya dan memperkuat basis permodalannya.
Inovasi Produk dan Layanan Digital
Sepanjang tahun 2024, Bank Muamalat telah mengambil sejumlah langkah strategis untuk meningkatkan kinerja dan jangkauan layanannya. Salah satu langkah penting adalah menjadi bank kustodian yang melayani transaksi investor pasar modal terkait efek syariah, seperti saham syariah, sukuk, dan reksa dana syariah.
Bank Muamalat juga meluncurkan produk pembiayaan Solusi Emas Hijrah (Soleh) pada semester kedua 2024, yang menyasar segmen ritel. Produk ini hadir sebagai solusi investasi yang sesuai dengan tren pasar dan kebutuhan masyarakat Indonesia dalam mengamankan aset.
Di sektor digital, Bank Muamalat terus mengoptimalkan aplikasi mobile banking Muamalat DIN. Sepanjang 2024, tercatat 26,4 juta transaksi melalui aplikasi ini, meningkat 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Volume transaksi mencapai Rp31,3 triliun, tumbuh 22 persen, dan Fee-based Income dari transaksi Muamalat DIN mencapai Rp30,6 miliar, atau meningkat 21 persen.
Jaringan dan Dana Pensiun
Bank Muamalat juga terus melakukan optimalisasi jaringan kantornya. Per 31 Desember 2024, bank tersebut memiliki 234 jaringan kantor, termasuk 80 kantor cabang utama (satu di Kuala Lumpur, Malaysia) dan 154 kantor cabang pembantu.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat juga menunjukkan kinerja positif. Nilai aktiva bersih (NAB) berhasil tumbuh 3,4 persen (yoy) menjadi Rp1,7 triliun pada akhir Desember 2024, dengan rasio Return on Investment (RoI) meningkat menjadi 6,71 persen.
Dengan berbagai pencapaian positif ini, Bank Muamalat optimistis dapat terus meningkatkan kinerjanya di masa mendatang. Transformasi yang berkelanjutan dan fokus pada inovasi menjadi kunci keberhasilan Bank Muamalat dalam menghadapi tantangan dan peluang di industri perbankan syariah.