BKSDA Pasang Jebakan Harimau di Aceh Timur: Cegah Konflik Manusia-Satwa
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang perangkap untuk menangkap harimau sumatera yang menyerang ternak warga di Aceh Timur guna mencegah konflik lebih lanjut dan melindungi baik manusia maupun satwa.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh memasang jebakan untuk menangkap seekor harimau sumatera di Aceh Timur. Langkah ini diambil setelah harimau tersebut dilaporkan memangsa dua ekor sapi milik warga Desa Alue Ie Mirah pada Senin, 27 Januari 2024. Kejadian ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat setempat.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Aceh, Kamaruzzaman, menjelaskan bahwa pemasangan perangkap dilakukan pada Kamis, 30 Januari 2024. Tujuannya untuk menangkap harimau tersebut dan selanjutnya direlokasi ke habitat yang lebih aman, sehingga mencegah konflik lebih lanjut antara manusia dan satwa dilindungi ini. BKSDA berharap relokasi ini bisa mengurangi risiko serangan harimau ke permukiman warga.
Menurut Kapolsek Indra Makmu, Iptu Muhammad Alfata, pihaknya telah menerima laporan dari warga terkait serangan harimau. Dua ekor sapi milik Irfandi (47) menjadi korban, satu mati dan satu lagi disembelih dalam kondisi luka. Polsek Indra Makmu langsung berkoordinasi dengan BKSDA Aceh untuk penanganan lebih lanjut. Keresahan masyarakat atas kejadian ini menjadi alasan utama percepatan penanganan masalah tersebut.
Selain memasang jebakan, BKSDA juga gencar mengimbau masyarakat, terutama para peternak, untuk mengandangkan ternak mereka. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontak antara ternak dengan harimau. BKSDA juga telah menyosialisasikan dan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pembuatan kandang anti-harimau yang aman, menggunakan bahan seperti kawat yang kuat agar harimau tidak dapat masuk.
Langkah-langkah yang dilakukan BKSDA ini merupakan upaya untuk melindungi baik keselamatan warga maupun kelestarian harimau sumatera. Konflik antara manusia dan satwa liar seringkali terjadi karena habitat harimau yang semakin terganggu dan beririsan dengan pemukiman warga. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan mitigasi sangat penting untuk dilakukan.
Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) sendiri berstatus terancam kritis menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Populasinya terus menurun, dan konflik dengan manusia menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup spesies ini. Oleh karena itu, upaya konservasi yang komprehensif menjadi sangat penting.
BKSDA berharap dengan adanya tindakan cepat ini, konflik antara harimau dan manusia dapat diatasi dan kelestarian harimau sumatera tetap terjaga. Kerjasama antara masyarakat dan pihak berwenang sangat krusial dalam upaya pelestarian satwa langka ini. Upaya edukasi dan sosialisasi ke masyarakat akan terus dilakukan untuk memastikan keberhasilan program ini.