BPBD Penajam Dorong Normalisasi Sungai Cegah Banjir
BPBD Penajam Paser Utara menilai normalisasi sungai sangat penting untuk mencegah banjir, terutama setelah banjir di Desa Bukit Subur akibat meluapnya Sungai Riko.

Banjir yang melanda Desa Bukit Subur, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Minggu dan Senin (20-21 April 2024) menyoroti pentingnya normalisasi sungai di daerah tersebut. Banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Riko akibat hujan deras dan intensitas tinggi telah merendam rumah warga di 10 RT, mengakibatkan 141 kepala keluarga (457 jiwa) terdampak. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Muhammad Sukadi Kuncoro, menyatakan perlunya tindakan segera untuk mencegah kejadian serupa terulang.
"Sejumlah sungai perlu dinormalisasi segera, karena tingkat endapan lumpur sudah cukup tinggi," ujar Muhammad Sukadi Kuncoro di Penajam, Senin. Banjir di Desa Bukit Subur, yang ketinggian airnya mencapai dua meter di beberapa titik, menunjukkan dampak serius dari pendangkalan sungai. Meskipun air surut setelah hujan reda, kejadian ini menjadi pengingat akan ancaman nyata banjir di wilayah tersebut.
Tidak hanya Sungai Riko, beberapa sungai lain di Penajam Paser Utara juga memerlukan normalisasi. Kondisi Sungai Sesulu, Sungai Labangka, Sungai Sukaraja, Sungai Wonosari, dan Sungai Mentawir juga memprihatinkan karena banyaknya sampah dan sedimentasi yang menyumbat aliran sungai. Hal ini meningkatkan risiko banjir di daerah aliran sungai tersebut.
Normalisasi Sungai Riko dan Pembangunan Embung
Warga Desa Bukit Subur telah mengusulkan normalisasi Sungai Riko dan pembangunan embung di hulu sungai. Usulan ini didasarkan pada pengalaman banjir berulang yang terjadi di desa tersebut. "Banjir di Desa Bukit Subur selalu terjadi apabila hujan deras mengguyur dengan waktu lama," jelas Sukadi. Normalisasi sungai diharapkan dapat mengatasi penyempitan badan sungai, terutama di wilayah yang berbelok, sehingga mengurangi risiko meluapnya sungai saat hujan deras.
Pembangunan embung di hulu Sungai Riko juga dinilai penting untuk menampung air hujan dan mengurangi debit air yang mengalir ke hilir. Dengan demikian, risiko banjir di pemukiman warga dapat diminimalisir. Langkah ini merupakan solusi terpadu untuk mengatasi masalah banjir di Desa Bukit Subur secara berkelanjutan.
Selain normalisasi Sungai Riko, pemerintah daerah juga perlu memperhatikan kondisi sungai-sungai lain yang juga berpotensi menimbulkan banjir. Pengerukan sungai secara berkala dan pengelolaan sampah yang efektif sangat penting untuk menjaga kelancaran aliran sungai dan mencegah pendangkalan.
Pentingnya Pencegahan Banjir di Penajam Paser Utara
Peristiwa banjir di Desa Bukit Subur menjadi peringatan penting bagi pemerintah daerah Penajam Paser Utara untuk lebih proaktif dalam upaya pencegahan bencana banjir. Normalisasi sungai merupakan salah satu langkah krusial yang harus segera dilakukan. Selain itu, upaya lain seperti edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah di sungai juga perlu ditingkatkan.
Kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait sangat penting untuk memastikan keberhasilan program normalisasi sungai dan upaya pencegahan banjir lainnya. Dengan penanganan yang terpadu dan komprehensif, diharapkan kejadian banjir seperti yang terjadi di Desa Bukit Subur tidak terulang kembali di masa mendatang.
Langkah-langkah yang lebih komprehensif, seperti penataan ruang dan pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir, juga perlu dipertimbangkan untuk menciptakan solusi jangka panjang. Hal ini akan memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Penajam Paser Utara dari ancaman banjir.
Kesimpulannya, normalisasi sungai dan langkah-langkah pencegahan banjir lainnya sangat penting untuk melindungi masyarakat Penajam Paser Utara dari ancaman bencana. Peristiwa banjir di Desa Bukit Subur menjadi momentum untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil tindakan yang efektif dalam penanggulangan bencana.