BPOM Intensifkan Pengawasan Pangan Jelang Ramadan 2025
BPOM meningkatkan pengawasan produk pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025 untuk mencegah peredaran produk yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkatkan pengawasan pangan menjelang Ramadan dan Idul Fitri 1446 H/2025. Intensifikasi pengawasan ini bertujuan mencegah peningkatan peredaran produk pangan yang tidak memenuhi standar keamanan dan kualitas. Hal ini diumumkan Kepala BPOM, Taruna Ikrar, di Jakarta pada Jumat, 28 Februari 2025.
Peningkatan pengawasan ini sangat penting mengingat tingginya permintaan pangan selama bulan Ramadan. "Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Kementerian Perdagangan (2024), terjadi peningkatan konsumsi pangan sekitar 20-30 persen selama Ramadan tahun lalu," jelas Taruna. Inisiatif ini dimulai sejak 24 Februari 2025 dan akan berlangsung bertahap hingga minggu keempat Maret 2025, dengan hasil yang diumumkan pada minggu ketiga Maret 2025.
Pengawasan difokuskan pada pendeteksian produk yang tidak memenuhi ketentuan (TMK), meliputi produk tanpa izin edar (TIE), kadaluwarsa, dan rusak. Upaya ini melibatkan 76 unit pelaksana teknis (UPT) BPOM di seluruh Indonesia dan berbagai pihak terkait, mencakup seluruh rantai peredaran pangan dari hulu hingga hilir.
Pengawasan Hulu hingga Patroli Siber
BPOM menargetkan pengawasan pada bagian hulu rantai peredaran produk pangan, khususnya sarana dengan rekam jejak pelanggaran, termasuk gudang dan pasar. Selain pengawasan langsung, BPOM juga melakukan patroli siber dan berkoordinasi dengan Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) untuk menghapus konten penjualan produk TIE.
Sasaran pengawasan juga meliputi pangan takjil buka puasa yang mengandung bahan berbahaya seperti formalin, boraks, kuning metanil, dan rodamin B. BPOM berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari produk pangan yang membahayakan kesehatan.
Untuk mendukung pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil (UMK), BPOM memberikan pendampingan dalam pemenuhan persyaratan pendaftaran produk pangan olahan. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi peredaran pangan TIE dan meningkatkan keamanan pangan secara keseluruhan.
Imbauan kepada Masyarakat: Terapkan Cek KLIK
BPOM juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan Cek KLIK (Cek Kemasan, Label, Izin edar, dan Kadaluwarsa) sebelum membeli atau mengonsumsi pangan. "Jangan lupa baca informasi pada label serta perhatikan informasi nilai gizi dan kandungan gula, garam, dan lemak (GGL) pada pangan yang akan dikonsumsi," pesan Taruna Ikrar.
Dengan intensifikasi pengawasan dan imbauan kepada masyarakat, BPOM berharap dapat memastikan keamanan dan kualitas pangan selama Ramadan dan Idul Fitri 2025. Langkah-langkah komprehensif ini menunjukkan komitmen BPOM dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia.
Selain itu, BPOM juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk Kementerian Perdagangan dan asosiasi pelaku usaha, untuk memastikan efektivitas pengawasan dan perlindungan konsumen. Kerja sama lintas sektor ini diharapkan dapat menciptakan sistem pengawasan pangan yang lebih terintegrasi dan efektif.