Bulog Kalteng Lampaui Target Serapan Gabah: 114 Persen!
Bulog Kalimantan Tengah berhasil melampaui target serapan gabah petani hingga 114 persen, mencapai 2.130 ton dari target 1.856 ton pada tahun 2025, mendukung swasembada pangan nasional.

Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah (Kalteng) mengumumkan keberhasilannya dalam menyerap gabah petani. Pencapaian ini melampaui target yang ditetapkan, dengan realisasi serapan mencapai 114 persen. Prestasi tersebut diraih hingga saat ini, menunjukkan kinerja optimal Bulog Kalteng dalam mendukung program swasembada pangan nasional. Kepala Kantor Bulog Wilayah Kalimantan Tengah, Budi Sultika, mengungkapkan capaian ini di Palangka Raya pada Sabtu lalu.
Dari target serapan gabah sebesar 1.856 ton pada tahun 2025, Bulog Kalteng telah berhasil menyerap sekitar 2.130 ton gabah. Jumlah ini menempatkan Kalteng sebagai salah satu wilayah dengan kinerja terbaik secara nasional dalam hal serapan gabah. Budi Sultika bahkan menyatakan optimisme untuk meningkatkan angka serapan tersebut hingga 300 persen, sebagai bukti nyata komitmen Kalteng terhadap swasembada pangan. "Jadi kami akan berupaya mengejar serapan 300 persen, karena ini terkait swasembada pangan, kita harus buktikan bahwa memang Kalteng ada sawah," jelasnya.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Bulog Kalteng membentuk tim yang solid dan bekerja sama dengan berbagai instansi terkait, termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, dan Kejaksaan. Kerja sama lintas sektor ini menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai target serapan gabah yang signifikan. "Tim di lapangan benar-benar solid, juga berkat kolaborasi bersama dengan lintas sektor, seperti pemda, TNI, Polri, Kejaksaan serta lainnya untuk mewujudkan swasembada pangan," tegas Budi Sultika.
Strategi Bulog Kalteng dalam Serapan Gabah
Untuk mengoptimalkan serapan gabah, Bulog Kalteng menerapkan strategi yang terstruktur. Mereka membentuk dua tim di setiap unit kerja. Tim pertama bertugas menjemput gabah langsung dari petani di berbagai daerah di Kalteng, memastikan harga pembelian sesuai dengan yang telah ditetapkan, yaitu Rp6.500 per kilogram. Tim kedua bertugas melakukan monitoring dan pengawasan terhadap proses pengolahan gabah menjadi beras, mulai dari pengangkutan hingga penyimpanan di gudang.
Budi Sultika menjelaskan, "Tim jemput gabah bertugas melakukan penyerapan gabah petani di berbagai daerah dan memastikan harga pembelian Rp6.500 per kilogram, sedangkan tim monitoring pengolahan bertugas mengawal gabah yang telah diserap hingga diproses atau diolah menjadi beras." Kerja sama dengan penggilingan juga dilakukan untuk memastikan proses pengolahan gabah berjalan lancar dan efisien. "Gabah digeser ke penggilingan, nah kami sudah kerja sama dengan penggilingan-penggilingan. Karena nanti masuk ke gudang tetap beras," tambahnya.
Selain itu, Bulog Kalteng juga aktif memberikan edukasi kepada petani tentang pentingnya panen tepat waktu untuk menghasilkan gabah berkualitas tinggi. Hal ini menjadi bagian penting dalam menjaga kualitas gabah yang diserap dan diolah menjadi beras. Pihaknya juga berupaya meningkatkan kualitas gabah yang diserap dengan memberikan edukasi kepada petani.
Tantangan dan Evaluasi
Meskipun berhasil melampaui target, Bulog Kalteng masih menghadapi beberapa tantangan. Salah satu kendala utama adalah infrastruktur pasca panen yang masih perlu ditingkatkan. Fasilitas pengering (dryer) dan Rice Milling Unit (RMU) masih belum tersedia secara merata di seluruh wilayah Kalteng. Hal ini menjadi catatan penting untuk perbaikan dan pengembangan infrastruktur pendukung sektor pertanian di masa mendatang.
Budi Sultika menyatakan, "Hanya saja yang menjadi evaluasi pihaknya, yakni infrastruktur pasca panen di wilayah setempat masih memerlukan peningkatan, misalnya dryer atau pengering, hingga rice milling unit (RMU) belum tersedia masif. Dan ini juga masukan bagi kami (Bulog) untuk mempersiapkan, sebagai bagian evaluasi pertanian untuk kemajuan di masa mendatang." Perbaikan infrastruktur ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas proses pengolahan gabah menjadi beras.
Keberhasilan Bulog Kalteng dalam menyerap gabah petani melampaui target menjadi bukti nyata komitmen dalam mendukung swasembada pangan nasional. Namun, peningkatan infrastruktur pasca panen tetap menjadi fokus utama untuk keberlanjutan program ini dan peningkatan kesejahteraan petani di Kalimantan Tengah.