Bulog Tanjungpinang Stop Penyaluran Beras SPHP: Fokus Serap Gabah Panen Raya
Bulog Tanjungpinang menghentikan sementara penyaluran beras SPHP sejak 7 Februari 2025 untuk fokus menyerap hasil panen raya petani dan menstabilkan harga gabah, kebijakan ini berlaku se-Indonesia.
![Bulog Tanjungpinang Stop Penyaluran Beras SPHP: Fokus Serap Gabah Panen Raya](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/12/140458.565-bulog-tanjungpinang-stop-penyaluran-beras-sphp-fokus-serap-gabah-panen-raya-1.jpg)
Bulog Cabang Tanjungpinang, Kepulauan Riau, menghentikan sementara penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kepada masyarakat mulai 7 Februari 2025. Keputusan ini diambil untuk mendukung program pemerintah dalam menyerap hasil panen raya petani.
Fokus Pengadaan Beras Dalam Negeri
Kepala Cabang Bulog Tanjungpinang, Arief Alhadihaq, menjelaskan bahwa penghentian penyaluran beras medium SPHP merupakan instruksi dari pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas). Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mencapai target pengadaan beras sebanyak tiga juta ton setara beras hingga 30 April 2025. Dengan fokus pada penyerapan hasil panen, Bulog diharapkan dapat menstabilkan harga gabah kering di tingkat petani, memberikan harga terbaik bagi mereka selama masa panen raya.
"Intinya, saat ini Bulog fokus menjalankan tugas pemerintah untuk pengadaan beras dalam negeri, tujuannya mewujudkan program swasembada pangan," ujar Arief.
Stok Beras dan Dampak Bagi Masyarakat
Meskipun penyaluran beras SPHP dihentikan, Bulog Tanjungpinang masih memiliki stok 1.400 ton beras SPHP di gudang. Beras tersebut saat ini berstatus sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan dapat digunakan untuk berbagai program bantuan, termasuk bansos, SPHP, atau bantuan bencana. Arief memastikan bahwa stok beras SPHP di pasaran masih tersedia karena penyaluran sebelum tanggal 7 Februari 2025.
Penghentian penyaluran beras SPHP ini diperkirakan berdampak pada masyarakat, terutama menjelang bulan Ramadhan. Beras SPHP selama ini menjadi pilihan utama masyarakat karena harganya terjangkau dan kualitasnya baik. Rata-rata serapan beras SPHP di wilayah kerja Bulog Tanjungpinang mencapai 400 ton per bulan.
Antisipasi dan Langkah Ke Depan
Arief memprediksi dampak penghentian penyaluran beras SPHP akan terasa dalam satu hingga dua minggu ke depan, setelah stok beras SPHP di pasaran habis terjual. Pemerintah akan melakukan evaluasi untuk melihat pengaruh kebijakan ini terhadap inflasi. "Kalau sekarang baru beberapa hari, jadi belum terlalu berdampak. Tapi kita lihat ke depan, apakah berpengaruh pada inflasi atau tidak, tentu akan ada evaluasi dari pemerintah," kata Arief.
Meskipun penyaluran beras SPHP dihentikan sementara, Bulog Tanjungpinang tetap menyediakan komoditas komersil lain seperti beras premium, gula pasir, dan tepung terigu dengan harga di bawah pasaran. Langkah ini diharapkan dapat membantu meringankan beban masyarakat.
Kesimpulan
Penghentian penyaluran beras SPHP oleh Bulog Tanjungpinang merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Fokus utama saat ini adalah menyerap hasil panen raya petani dan menstabilkan harga gabah. Meskipun kebijakan ini berpotensi berdampak pada masyarakat, Bulog tetap menyediakan komoditas lain dan pemerintah akan melakukan evaluasi untuk mengantisipasi dampaknya.