BUMDes Ponorogo: Bupati Tegaskan Dampak Nyata pada PADes, Ini Fakta 20% Dana Desa untuk Pangan
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menekankan pentingnya BUMDes Ponorogo sebagai penggerak ekonomi lokal yang berdampak nyata pada peningkatan PADes. Simak strategi dan tantangannya!

Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, baru-baru ini menegaskan kembali peran krusial Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam mendorong perekonomian lokal. Penegasan ini disampaikan pada Senin, 22 Juli, di Ponorogo, Jawa Timur, menyoroti pentingnya BUMDes sebagai entitas yang mampu menciptakan usaha riil.
Menurut Bupati Sugiri, BUMDes harus berfungsi sebagai solusi ekonomi yang konkret, bukan sekadar formalitas administratif. "BUMDes itu harus hadir sebagai solusi ekonomi, bukan sekadar formalitas. Harus ada hasil yang bisa dilihat dan dirasakan masyarakat," kata Bupati Sugiri.
Dorongan ini bertujuan agar BUMDes dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes). Hal ini sejalan dengan visi pemerintah pusat yang telah mengalokasikan dana desa, termasuk 20 persen untuk ketahanan pangan, guna mendukung sektor ini.
Pentingnya BUMDes sebagai Penggerak Ekonomi Lokal
Bupati Sugiri Sancoko menekankan bahwa setiap desa memiliki potensi unik yang dapat dikembangkan menjadi unit usaha produktif. Ia mengajak pengelola BUMDes untuk tidak terpaku pada skala besar, melainkan memulai dari usaha kecil yang relevan dengan kebutuhan warga. Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan dampak ekonomi yang langsung terasa di tingkat desa.
Pemerintah pusat telah menunjukkan komitmennya melalui dukungan anggaran desa yang substansial. Salah satu kebijakan penting adalah alokasi 20 persen dana desa yang secara spesifik ditujukan untuk program ketahanan pangan. Kebijakan ini membuka peluang besar bagi BUMDes untuk terlibat dalam sektor pertanian dan peternakan.
Contoh konkret yang diberikan Bupati Sugiri adalah pemanfaatan program nasional seperti Ketahanan Pangan dan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Program ini membutuhkan keterlibatan desa dalam rantai pasok, mulai dari budidaya sayuran hingga peternakan skala rumahan. Ini menunjukkan bagaimana BUMDes dapat menjadi bagian integral dari inisiatif yang lebih besar.
Tantangan dan Harapan untuk Keberlanjutan BUMDes
Meskipun potensi BUMDes sangat besar, Bupati Sugiri juga menyoroti beberapa tantangan, terutama terkait lemahnya kontrol dan tindak lanjut pasca pencairan dana. Ia meminta pemerintah desa dan pengurus BUMDes untuk menunjukkan keseriusan dalam menjalankan unit usaha yang telah dikelola. Keberlanjutan operasional menjadi kunci utama kesuksesan.
Bupati yang akrab disapa Kang Giri ini menegaskan bahwa BUMDes adalah milik rakyat, sehingga tidak boleh sampai macet atau dikuasai oleh pihak luar. Warga desa tidak boleh hanya menjadi penonton dalam pengelolaan aset dan usaha milik mereka sendiri. Transparansi dan akuntabilitas menjadi elemen penting dalam pengelolaan BUMDes.
Untuk memastikan dampak nyata, BUMDes harus fokus pada aksi nyata daripada sekadar rencana. Misalnya, lahan sempit dapat dimanfaatkan untuk menanam sayuran atau beternak ayam petelur. Inisiatif kecil namun konsisten akan membawa perubahan signifikan bagi pendapatan asli desa.