Cegah Radikalisme Lewat Film Positif: Strategi Kesbangpol Lampung
Kesbangpol Lampung ungkap pencegahan radikalisme dan ekstremisme bisa dilakukan melalui pemutaran film serta buku positif yang menanamkan nilai kebangsaan.

Bandarlampung, 25 April 2024 (ANTARA) - Sekretaris Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Lampung, Hermansyah, mengungkapkan bahwa pencegahan radikalisme dan ekstremisme yang mengarah pada terorisme dapat dilakukan melalui pendekatan yang inovatif dan efektif, salah satunya dengan pemutaran film dan penyebaran buku-buku bernilai positif. Hal ini disampaikan Hermansyah dalam keterangannya di Bandarlampung, Jumat lalu.
Menurut Hermansyah, pendekatan melalui film dinilai lebih mudah diterima masyarakat luas dan dapat menjadi bagian penting dari upaya preventif melawan penyebaran paham radikalisme di Indonesia. Pemilihan film yang tepat, yang mampu menanamkan nilai-nilai kebangsaan, menjadi kunci keberhasilan strategi ini. Ia menekankan pentingnya strategi yang tepat sasaran, mengingat penyebaran paham radikal saat ini telah bergeser dari metode konvensional ke ranah digital.
Hermansyah juga menyoroti keragaman Indonesia sebagai kekuatan dalam membangun wawasan kebangsaan. "Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari lebih dari 1.300 suku, ratusan bahasa daerah, enam agama resmi, serta lebih dari 180 aliran kepercayaan. Keberagaman ini telah ada jauh sebelum Indonesia merdeka, dan menjadi kekuatan dalam membangun wawasan kebangsaan," katanya. Ia menambahkan bahwa pemahaman akan keberagaman ini sangat krusial dalam melawan paham-paham yang memecah belah.
Strategi Pencegahan Radikalisme yang Efektif
Hermansyah menjelaskan bahwa paham radikalisme saat ini semakin canggih dalam penyebarannya. Media sosial menjadi alat utama yang digunakan untuk menargetkan kelompok rentan, seperti perempuan, anak-anak, dan remaja. "Bila kelompok seperti anak, remaja, dan ibu rumah tangga terpapar radikalisme yang bersumber dari intoleransi maka kita menghadapi ancaman serius terhadap masa depan bangsa," ujarnya. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih lunak, namun efektif dan partisipatif dari seluruh komponen masyarakat.
Ia menekankan pentingnya peran film dan buku sebagai media edukasi yang efektif. Melalui tayangan film dan bacaan yang positif, nilai-nilai kebangsaan dapat ditanamkan secara perlahan namun pasti. Hal ini dinilai lebih efektif dibandingkan pendekatan represif yang mungkin justru menimbulkan reaksi kontraproduktif. Pendekatan yang humanis dan partisipatif ini diharapkan dapat menjangkau kelompok-kelompok rentan dan mencegah mereka terpapar paham radikalisme.
Produksi film-film bernilai positif, menurut Hermansyah, sangat strategis dalam menghadapi tantangan global dan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat. Film dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan-pesan perdamaian, toleransi, dan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda.
Kerja Sama Antar Lembaga dalam Mengatasi Radikalisme
Hermansyah optimistis bahwa dengan upaya preventif yang dilakukan oleh berbagai pihak, seperti BNPT dengan program Ruangobrol, dan Yayasan Prasasti Perdamaian bekerja sama dengan Universitas Lampung, penyebaran paham radikalisme dan ekstremisme dapat dicegah. Program-program tersebut dinilai sebagai langkah konkret dalam menanggulangi ancaman radikalisme.
Ia mencontohkan film "Road to Resilience" dan buku "Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah" sebagai contoh media yang dapat meningkatkan nilai-nilai kebangsaan dan menanggulangi paham ekstremisme yang mengarah pada terorisme. Kedua media tersebut diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang bahaya radikalisme dan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Melalui kolaborasi yang kuat antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan perguruan tinggi, diharapkan upaya pencegahan radikalisme dapat semakin efektif dan terarah. Partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat juga sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif dan menolak paham-paham radikalisme.
Dengan menggabungkan berbagai strategi, termasuk pendekatan melalui film dan buku positif, serta kerja sama antar lembaga, Indonesia diharapkan dapat semakin kuat dalam menghadapi ancaman radikalisme dan menjaga keutuhan bangsa.