Celios: Timur Tengah dan Afrika, Pasar Baru Potensial untuk Produk Indonesia
Direktur Celios, Nailul Huda, menyoroti Timur Tengah dan Afrika sebagai pasar ekspor baru bagi Indonesia di tengah perang dagang global, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Ekonom dan Direktur Ekonomi Digital Center of Economics and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkapkan potensi besar Timur Tengah dan Afrika sebagai pasar baru bagi produk-produk Indonesia. Hal ini disampaikannya sebagai respons terhadap perang dagang global dan kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Pernyataan ini disampaikannya pada Rabu lalu di Jakarta, saat dihubungi oleh ANTARA.
Nailul Huda menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor Indonesia, mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti China, Amerika Serikat, dan Eropa. Menurutnya, kondisi geopolitik global saat ini menuntut strategi yang lebih dinamis dan adaptif dari pemerintah dan pelaku usaha Indonesia.
Perluasan pasar ini, lanjut Nailul Huda, membutuhkan peran aktif perwakilan diplomatik dan perdagangan Indonesia di negara-negara tujuan. Optimalisasi peran Kedutaan Besar Indonesia di setiap negara sangat krusial untuk keberhasilan strategi ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang mendorong pencarian pasar ekspor baru bagi Indonesia.
Ekspansi Pasar: Strategi Menghadapi Perang Dagang
Perang dagang global dan kebijakan tarif timbal balik yang diterapkan Amerika Serikat telah memaksa Indonesia untuk mencari alternatif pasar ekspor. Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menekankan perlunya strategi baru untuk melindungi kepentingan ekonomi dalam negeri.
Kebijakan tarif impor 32 persen ditambah tarif impor umum 10 persen dari Amerika Serikat telah mengubah lanskap perekonomian global. Indonesia, menurut Presiden, perlu mengantisipasi perubahan ini dengan strategi yang tepat dan terukur.
Presiden Prabowo Subianto juga mendorong pengusaha Indonesia untuk menjajaki pasar non-tradisional, khususnya di benua Afrika yang disebutnya sebagai "the new emerging market of the world". Potensi pasar Afrika sangat besar, mengingat jumlah penduduk, sumber daya alam, dan kebutuhan yang melimpah di benua tersebut.
Sebagai contoh nyata, Presiden menyebutkan Salim Group yang telah sukses memasuki pasar Afrika dengan produk mie instan. Keberhasilan ini menunjukkan potensi besar pasar Afrika bagi produk-produk Indonesia.
Peran Diplomasi dan Optimalisasi Perdagangan
Optimalisasi peran perwakilan diplomatik dan perdagangan Indonesia di Timur Tengah dan Afrika sangat penting. Kedutaan Besar Indonesia di masing-masing negara perlu berperan aktif dalam memfasilitasi akses pasar, mempromosikan produk Indonesia, dan mengatasi hambatan perdagangan.
Pemerintah juga perlu memberikan dukungan dan insentif bagi pelaku usaha Indonesia yang ingin berekspansi ke pasar Timur Tengah dan Afrika. Dukungan ini dapat berupa pelatihan, pendanaan, dan kemudahan akses informasi pasar.
Selain itu, kerjasama antar pemerintah dan sektor swasta juga perlu ditingkatkan untuk mendorong ekspor produk Indonesia ke pasar baru ini. Kerjasama ini dapat mencakup promosi bersama, pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar, dan peningkatan kualitas produk.
Kesimpulan
Perluasan pasar ekspor ke Timur Tengah dan Afrika merupakan langkah strategis bagi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global. Dengan optimalisasi peran diplomasi, dukungan pemerintah, dan kerja sama yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta, Indonesia dapat memanfaatkan potensi besar kedua kawasan ini untuk meningkatkan perekonomian nasional.