CSEAS Indonesia Luncurkan Proyek Kurangi Sampah Plastik Sekali Pakai
CSEAS Indonesia memulai proyek 'Breaking the Plastic Habit in Asia Phase II' untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai dengan pendekatan perubahan perilaku, melibatkan sekolah dan komunitas di Indonesia.

Jakarta, 25 April 2024 - Pusat Studi Asia Tenggara (CSEAS) Indonesia meluncurkan proyek ambisius untuk mengurangi konsumsi plastik sekali pakai di Indonesia. Proyek ini, bertajuk 'Breaking the Plastic Habit in Asia Phase II', dimulai dengan seminar di Auditorium Al-Ghazali, Pesantren Darunnajah, Jakarta. Seminar ini menandai dimulainya upaya CSEAS Indonesia dalam menerapkan teori nudge untuk mendorong perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah plastik.
Seminar yang diadakan Jumat lalu ini menghadirkan pembicara terkemuka, termasuk Direktur Eksekutif CSEAS Indonesia, Arisman; Direktur Program Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan, Institut untuk Strategi Lingkungan Global (IGES), Atsushi Watabe; Direktur Pusat Pengembangan Generasi Lingkungan Hidup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kumala Dewi; dan Direktur Pusat Pengetahuan Regional untuk Sampah Plastik Laut, Institut Penelitian Ekonomi untuk ASEAN dan Asia Timur (ERIA), Reo Kawamura. Para ahli ini membahas strategi efektif untuk mengurangi sampah plastik, khususnya di lembaga pendidikan dan komunitas.
Arisman menekankan pentingnya teori nudge sebagai strategi efektif dalam mengurangi limbah plastik. Teori ini, menurutnya, dapat diterapkan untuk mempengaruhi perilaku masyarakat tanpa paksaan, melainkan dengan memberikan pilihan yang lebih mudah dan menguntungkan bagi lingkungan. Hal ini sejalan dengan tujuan utama proyek untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Menggali Teori Nudge dan Peran Generasi Muda
Atsushi Watabe dari IGES menjelaskan bahwa ilmu perilaku menekankan pada studi empiris perilaku nyata manusia. Keputusan manusia, katanya, seringkali didasarkan pada informasi yang tidak sempurna dan dipengaruhi oleh emosi, budaya, nilai, dan tekanan sosial. Oleh karena itu, pendekatan yang tepat sasaran dan memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk keberhasilan program perubahan perilaku.
Kumala Dewi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menambahkan bahwa generasi muda, khususnya Generasi Z, memiliki peran penting dalam mempromosikan gaya hidup berkelanjutan dan aksi iklim. Mereka merupakan agen perubahan yang dapat mempengaruhi perilaku keluarga dan lingkungan sekitar mereka.
Reo Kawamura dari ERIA menyoroti pentingnya pemantauan dan evaluasi setelah inisiatif perubahan perilaku dirancang dan diimplementasikan. Hal ini diperlukan untuk memastikan efektivitas program dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Pendekatan yang sistematis dan terukur akan memastikan keberhasilan jangka panjang proyek ini.
Kerjasama Internasional dan Implementasi di Indonesia
CSEAS Indonesia terpilih sebagai mitra pelaksana IGES dan ERIA untuk fase kedua proyek 'Breaking the Plastic Habit in Asia'. Proyek ini mencakup beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, Thailand, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Laos. Fase kedua akan memperluas proyek melalui kegiatan percontohan untuk mengembangkan pengetahuan dan alat praktis dalam menerapkan pendekatan berbasis perilaku.
Selain itu, proyek ini akan menguji kerangka pengukuran dan evaluasi baru serta menghasilkan studi kasus yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan, bisnis, dan masyarakat sipil dalam merancang program pengurangan sampah plastik berbasis perilaku yang efektif. Pesantren Darunnajah dipilih sebagai lokasi percontohan di Indonesia.
Seminar tersebut juga mencakup lokakarya tentang 'Daur Ulang Plastik Kreatif', yang bertujuan untuk mendorong inovasi dalam pengelolaan sampah plastik yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan komitmen CSEAS Indonesia untuk tidak hanya mengurangi konsumsi plastik, tetapi juga mempromosikan solusi inovatif untuk pengelolaan sampah plastik yang sudah ada.
Dengan menggabungkan teori nudge, kerjasama internasional, dan partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengurangi sampah plastik di Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. Upaya ini merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan yang lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.