Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi RI: Relatif Terbatas, Pertumbuhan Tetap Optimis
Menteri PPN menyatakan dampak kebijakan Donald Trump terhadap ekonomi Indonesia relatif lebih kecil dibandingkan negara lain, dan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap optimis dengan proyeksi 5,3 persen di 2025.
![Dampak Kebijakan Trump terhadap Ekonomi RI: Relatif Terbatas, Pertumbuhan Tetap Optimis](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/09/230043.568-dampak-kebijakan-trump-terhadap-ekonomi-ri-relatif-terbatas-pertumbuhan-tetap-optimis-1.jpg)
Jakarta, 9 Februari 2025 - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, baru-baru ini menyampaikan bahwa dampak kepemimpinan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap perekonomian Indonesia relatif tidak sedalam yang dialami negara lain. Pernyataan ini disampaikan dalam Rapat Kerja bersama Komite IV DPD RI.
Dampak Kebijakan Trump yang Terbatas
Meskipun ketidakpastian global, termasuk kebijakan Trump dan dinamika ekonomi Tiongkok, perlu diperhatikan, simulasi Kementerian PPN/Bappenas menunjukkan dampaknya terhadap Indonesia lebih ringan. Hal ini memberikan optimisme dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ekonomi Trump yang berfokus pada kepentingan AS, seperti tarif perdagangan tinggi terhadap beberapa negara (Cina, Kanada, Meksiko, dan potensial Uni Eropa), menimbulkan kekhawatiran global. Langkah-langkah kontroversial lainnya, seperti penutupan USAID dan rencana pengambilalihan Jalur Gaza serta Terusan Panama, juga memicu kecemasan akan potensi konflik ekonomi dan guncangan ekonomi global, menurut pengamat pasar uang Ariston Tjendra.
Penghentian sementara bantuan luar negeri AS ke Indonesia juga berdampak, terutama pada program penanganan HIV/AIDS, TBC, dan penyediaan peralatan medis. Namun, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah ketidakpastian ini.
Ketahanan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga triwulan III-2024 mencapai 5,03 persen. Stabilitas makro ekonomi didukung oleh cadangan devisa tertinggi sepanjang sejarah, yaitu 155,7 miliar dolar AS, cukup untuk membiayai impor selama 6,7 bulan – jauh di atas standar internasional. Inflasi juga terkendali di angka 1,57 persen pada akhir 2024, menjaga daya beli masyarakat.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi dan Strategi Pemerintah
Kementerian PPN/Bappenas memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,3 persen, sebagai landasan untuk mencapai target 8 persen pada 2025-2029. Kebijakan fiskal adaptif difokuskan pada peningkatan pendapatan dan belanja negara untuk mendorong pertumbuhan, sekaligus menjaga stabilitas dan keberlanjutan fiskal. Target pendapatan negara pada 2029 diproyeksikan mencapai 13,75-18 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Target-target ini tercantum dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) 2025-2029 dan RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2025. Dengan strategi pembangunan terintegrasi, pemerintah optimis visi ekonomi inklusif dan berkelanjutan dapat terwujud. Kepemimpinan baru Presiden Prabowo, dengan semangat kolaborasi lintas sektor dan pusat-daerah, diharapkan dapat mewujudkan semua target tersebut.
Kesimpulannya, meskipun kebijakan-kebijakan Donald Trump menimbulkan ketidakpastian global, Indonesia menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat dan tetap optimis dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi. Strategi pembangunan yang terintegrasi dan kolaboratif menjadi kunci keberhasilan.