Dedi Mulyadi Tanggapi Temuan KPAI Soal Program Pendidikan Karakter di Jabar
Dedi Mulyadi menyarankan KPAI tidak hanya mengoreksi, namun juga mengambil langkah konkret dalam program pendidikan karakter di Jawa Barat.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan tanggapan terhadap temuan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terkait program Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan yang dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dedi Mulyadi menyarankan agar KPAI tidak hanya fokus pada koreksi, tetapi juga aktif mengambil langkah-langkah nyata dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi anak-anak remaja.
Dedi Mulyadi menyampaikan pernyataan ini di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, usai melakukan pembahasan dengan komisi anti rasuah mengenai upaya realokasi anggaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia menekankan pentingnya tindakan nyata dari KPAI dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi siswa, seperti masalah keluarga atau lingkungan sekolah yang dapat mengarah pada tindakan kriminal.
"KPAI harusnya arahnya hari ini bukan mengoreksi kekurangan dari kegiatan yang dilakukan untuk penanganan darurat dari sebuah problem," ujar Dedi Mulyadi. Ia menambahkan bahwa KPAI sebaiknya membuat program yang menyasar ribuan siswa bermasalah di Jawa Barat untuk memberikan pendidikan dan solusi yang efektif.
Fokus pada Solusi, Bukan Hanya Koreksi
Dedi Mulyadi menekankan bahwa KPAI dapat berkontribusi lebih dengan membuat program yang menyasar ribuan siswa bermasalah di Jawa Barat. Program ini diharapkan dapat memberikan solusi konkret terhadap masalah yang mereka hadapi, sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan secara efektif.
"Kalau KPAI sibuk terus mengurus persoalan tempat tidur dan sejenisnya, maka tidak akan bisa menyelesaikan problem," tegasnya. Ia mengkritik fokus KPAI yang dianggap terlalu terpaku pada hal-hal kecil, sehingga kurang memberikan dampak signifikan dalam menyelesaikan masalah yang lebih besar.
Dedi Mulyadi juga mengajak KPAI untuk melihat dampak positif yang telah dirasakan oleh siswa yang mengikuti program Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Ia mencontohkan bagaimana program ini telah berhasil mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik, meningkatkan disiplin, rasa empati, bahkan membuat mereka menangis dan mencium kaki ibunya.
Evaluasi Dampak Program Pendidikan Karakter
Dedi Mulyadi mengajak KPAI untuk melakukan evaluasi terhadap dampak program Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan terhadap siswa bermasalah. Evaluasi ini penting untuk melihat sejauh mana program tersebut berhasil mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik.
Menurutnya, keberhasilan program ini tidak hanya dapat dilihat dari aspek akademis, tetapi juga dari perubahan perilaku dan karakter siswa. Ia mencontohkan bagaimana siswa yang mengikuti program ini menjadi lebih disiplin, memiliki rasa empati yang tinggi, dan menunjukkan rasa hormat kepada orang tua.
Pada hari Selasa (20/5), sebanyak 273 siswa dijadwalkan lulus dari program yang berlangsung di Depo Pendidikan Bela Negara Resimen Induk Komando Daerah Militer III/Siliwangi, Kabupaten Bandung Barat. Dedi Mulyadi berharap, keberhasilan program ini dapat menjadi contoh bagi program-program serupa di masa depan.
Pemprov Jabar berencana membina 15-20 ribu siswa bermasalah melalui program Pendidikan Karakter, Disiplin, dan Bela Negara Kekhususan. Program ini diharapkan dapat membantu siswa mengatasi masalah yang mereka hadapi dan menjadi generasi muda yang berkualitas.
Dedi Mulyadi berharap KPAI dapat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan program-program pendidikan karakter. Sinergi ini penting untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan anak-anak dan remaja di Jawa Barat.