Deteksi Dini Talasemia Gratis di Batang: Upaya Putus Mata Rantai Penyakit Genetik
Pemkab Batang melakukan deteksi dini talasemia gratis di sekolah-sekolah untuk mencegah pernikahan sesama pembawa sifat dan memutus mata rantai penyakit genetik yang membutuhkan transfusi darah seumur hidup.

Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, mengambil langkah proaktif dalam upaya menekan angka penderita talasemia dengan menyelenggarakan program deteksi dini penyakit genetik tersebut secara gratis di sekolah-sekolah. Program skrining ini menargetkan siswa untuk mencegah pernikahan antar-pembawa sifat talasemia dan memutus mata rantai penyakit yang mengharuskan penderitanya menjalani transfusi darah seumur hidup. Langkah ini merupakan bagian dari program cek kesehatan gratis (CKG) rutin yang dilaksanakan setiap tahun ajaran baru.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, Didit Wisnuhardanto, menjelaskan bahwa skrining talasemia dilakukan dengan sistem jemput bola langsung ke sekolah-sekolah. Pada tahap awal, siswa akan menjalani tes anemia menggunakan rapid test hemoglobin (HB). Apabila hasil tes menunjukkan indikasi mencurigakan, maka akan dilanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium lengkap setelah bahan medis dari Kementerian Kesehatan tersedia. "Skrining talasemia ini gratis. Padahal, jika dilakukan secara mandiri, biayanya bisa mencapai Rp550 ribu," ungkap Didit Wisnuhardanto.
Hasil deteksi dini talasemia akan disampaikan kepada orang tua siswa melalui berbagai jalur komunikasi, seperti WhatsApp, Nomor Induk Kependudukan (NIK), atau nomor telepon guru. Sistem digital ini memastikan informasi sampai kepada orang tua dengan efisien. "Ini sudah digital. Kalau ada kendala NIK, maka tetap bisa kami kirim pakai nomor telepon wali murid," tambah Didit.
Deteksi Dini: Harapan Cegah Pernikahan Sesama Pembawa Sifat
Langkah Pemkab Batang ini mendapat sambutan positif dari Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Talasemia Indonesia Kabupaten Batang, Nety Widjayanti. Ia mengungkapkan bahwa berdasarkan data yang ada, terdapat 27 anak-anak dari total 41 penderita talasemia di Kabupaten Batang. Namun, angka tersebut diyakini masih jauh dari angka sebenarnya.
Nety Widjayanti menekankan bahwa talasemia merupakan fenomena gunung es, karena banyak individu yang belum menyadari bahwa mereka merupakan pembawa sifat talasemia. "Itu baru data permukaan. Talasemia ini fenomena gunung es karena banyak yang belum sadar mereka pembawa sifat. Kami berharap skrining bisa mencegah pernikahan sesama pembawa sifat," jelasnya. Ia berharap program skrining ini dapat membantu mencegah pernikahan antar-pembawa sifat talasemia, sehingga mengurangi jumlah kasus baru di masa mendatang.
Dengan deteksi dini, diharapkan dapat dilakukan intervensi sejak dini dan mencegah komplikasi serius pada penderita talasemia. Program ini juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit genetik.
Manfaat Skrining Talasemia bagi Masyarakat Batang
Program skrining talasemia gratis ini memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat Kabupaten Batang. Selain memberikan akses pemeriksaan kesehatan yang terjangkau, program ini juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit genetik. Dengan mengetahui status pembawa sifat talasemia, individu dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat, termasuk dalam merencanakan pernikahan.
Pemeriksaan yang cepat dan akurat melalui rapid test hemoglobin (HB) dan pemeriksaan laboratorium lengkap membantu mendeteksi dini talasemia sehingga dapat segera dilakukan penanganan yang tepat. Hal ini sangat penting karena talasemia dapat menyebabkan anemia berat dan membutuhkan transfusi darah secara teratur sepanjang hidup jika tidak ditangani dengan baik.
Sistem pelaporan hasil pemeriksaan yang digital dan terintegrasi juga memudahkan komunikasi antara petugas kesehatan dengan orang tua siswa. Informasi yang cepat dan akurat memastikan orang tua dapat mengambil tindakan yang tepat berdasarkan hasil skrining.
Secara keseluruhan, program deteksi dini talasemia gratis di Kabupaten Batang merupakan langkah inovatif dan efektif dalam upaya pencegahan penyakit genetik. Program ini tidak hanya memberikan manfaat kesehatan bagi individu, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Dengan adanya program ini, diharapkan angka penderita talasemia di Kabupaten Batang dapat ditekan dan kualitas hidup para penyandang talasemia dapat meningkat. Langkah proaktif Pemkab Batang ini patut diapresiasi sebagai contoh bagi daerah lain dalam menangani penyakit genetik.