Deteksi Dini TB di Sekolah: Pemkot Pekalongan Targetkan Eliminasi pada 2030
Pemerintah Kota Pekalongan gencar melakukan skrining TB pada siswa dan guru untuk mencapai target eliminasi penyakit tersebut pada tahun 2030.

Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan, Jawa Tengah, berkolaborasi dengan Rumah Sakit Umum (RSU) Budi Rahayu Pekalongan, menggelar skrining tuberkulosis (TB) pada ratusan pelajar SMP Pius dan cek kesehatan gratis bagi para guru. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya percepatan eliminasi TB di Kota Pekalongan dan sekaligus memperingati Hari Tuberkulosis Dunia serta HUT ke-50 RSU Budi Rahayu. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada Jumat, 25 April 2024.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, menjelaskan bahwa skrining TB difokuskan pada siswa dan guru yang menunjukkan gejala batuk. Hal ini dikarenakan penyakit TB mudah menular di lingkungan sekolah. "Ketika ada satu siswa yang sakit tuberkulosis dan tidak terdeteksi atau tidak terskrining dari awal maka bisa dengan cepat akan menyebarkan ke teman-temannya maupun warga sekolah," ujar Slamet Budiyanto.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Pemkot Pekalongan untuk mencapai target eliminasi TB pada tahun 2030. Angka kasus TB di Kota Pekalongan masih tinggi, dengan 1.023 kasus pada tahun 2024 dan angka prevalensi lebih dari 100 per 100.000 penduduk. Deteksi dini diharapkan mampu menekan angka tersebut secara signifikan.
Upaya Pencegahan dan Pengobatan TB di Kota Pekalongan
RSU Budi Rahayu, sebagai mitra kerja Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pengobatan TB. Indayah Dewi Tunggal, pengelola Program Tuberkulosis RSU Budi Rahayu, menyatakan bahwa rumah sakit tersebut secara konsisten mendukung program deteksi dini dan pengobatan TB. Kerja sama ini telah menghasilkan berbagai kegiatan, termasuk deteksi dini TB, bakti sosial pemberian sirup kepada warga, dan penyuluhan kesehatan.
Selain skrining di SMP Pius, Dinas Kesehatan dan RSU Budi Rahayu juga telah melaksanakan kegiatan serupa di berbagai sekolah dan komunitas di Kota Pekalongan. Upaya ini menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah penularan dan memastikan pengobatan yang tepat waktu bagi penderita TB.
Penyuluhan kesehatan juga menjadi bagian integral dari program ini. Para siswa dan guru diberikan edukasi tentang gejala, pencegahan, dan pengobatan TB. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pengobatan TB.
Tantangan dan Harapan Eliminasi TB di 2030
Meskipun Pemkot Pekalongan telah berupaya keras dalam memerangi TB, tantangan masih tetap ada. Tingginya angka kasus dan prevalensi TB menunjukkan perlunya strategi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Dukungan dari seluruh lapisan masyarakat sangat penting untuk mencapai target eliminasi TB di tahun 2030.
Pemkot Pekalongan berharap dengan gencar melakukan skrining dan penyuluhan, angka kasus TB dapat ditekan secara signifikan. Kerja sama yang baik antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat sangat krusial dalam upaya eliminasi TB ini. Partisipasi aktif masyarakat dalam deteksi dini dan pengobatan sangat diharapkan untuk keberhasilan program ini.
Program deteksi dini dan penyuluhan yang dilakukan Pemkot Pekalongan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran penyakit menular, termasuk TB. Dengan deteksi dini yang efektif dan pengobatan yang tepat, diharapkan Kota Pekalongan dapat mencapai target eliminasi TB di tahun 2030.
"Dalam kesempatan itu, kami memberikan penyuluhan sekaligus skrining TB yang menyasar ratusan pelajar sekolah di SMP Pius dan cek kesehatan gratis (CKG) pada para guru untuk memastikan kondisi kesehatan mereka tetap prima," kata Slamet Budiyanto.
Ke depannya, Pemkot Pekalongan akan terus meningkatkan kualitas dan jangkauan program deteksi dini TB serta memperkuat kerjasama dengan berbagai pihak untuk mencapai target eliminasi TB di tahun 2030.