Disdik Batam Pertimbangkan Tiga Lokasi untuk Sekolah Rakyat
Pemerintah Kota Batam sedang mempertimbangkan Nongsa, Setokok, dan Tanjung Banun sebagai lokasi pembangunan Sekolah Rakyat, sebuah program pendidikan gratis berbasis asrama untuk anak tidak mampu.

Apa, Siapa, Di mana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana? Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam sedang mempertimbangkan tiga lokasi untuk pembangunan Sekolah Rakyat, yaitu sekolah berasrama gratis bagi anak-anak keluarga tidak mampu. Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu Rubianto, mengumumkan rencana ini pada Senin di Batam. Pembangunan ini bertujuan untuk memastikan akses pendidikan bagi anak-anak kurang mampu, dengan menyediakan pendidikan formal, asrama, pengasuhan, dan gizi yang cukup. Pemilihan lokasi masih dalam tahap kajian dan belum dipastikan akan terealisasi tahun ini.
Rencana pembangunan Sekolah Rakyat ini muncul sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Batam. Sekolah ini akan menjadi solusi komprehensif, tidak hanya menyediakan pendidikan formal, tetapi juga memenuhi kebutuhan dasar anak-anak seperti tempat tinggal, makanan bergizi, dan pengasuhan. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup dan masa depan anak-anak tersebut.
Pemilihan lokasi yang tepat menjadi kunci keberhasilan program ini. Luas lahan minimal lima hektar dibutuhkan untuk mengakomodasi konsep asrama. Tiga lokasi yang dipertimbangkan, yaitu Nongsa, Setokok, dan Tanjung Banun, masing-masing memiliki tantangan dan pertimbangan tersendiri. Proses pengkajian yang matang dan kolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Kepri diperlukan untuk memastikan kelancaran pembangunan Sekolah Rakyat.
Lokasi Calon Pembangunan Sekolah Rakyat
Tiga lokasi yang sedang dikaji oleh Disdik Batam memiliki karakteristik yang berbeda. Kawasan Nongsa menjadi pilihan pertama karena ketersediaan lahan. Setokok menjadi pilihan kedua, namun perlu penyesuaian dengan rencana pengembangan Eco City. Terakhir, Tanjung Banun dipertimbangkan untuk menjangkau anak-anak terdampak pembangunan Rempang Eco City. "Yang di Tanjung Banun saat ini masih disiapkan untuk sekolah reguler, belum boarding. Jika ingin dipersatukan dengan konsep Sekolah Rakyat tentu memerlukan persiapan khusus," jelas Tri Wahyu Rubianto.
Setiap lokasi memiliki potensi dan tantangannya masing-masing. Nongsa menawarkan kemudahan akses dan infrastruktur yang relatif memadai. Setokok, dengan pengembangan Eco City, memerlukan koordinasi yang intensif untuk memastikan kesesuaian rencana pembangunan. Tanjung Banun, dengan fokus pada anak-anak terdampak pembangunan Rempang Eco City, memerlukan perencanaan yang khusus untuk mengintegrasikan konsep Sekolah Rakyat dengan sekolah reguler yang sudah ada.
Pemilihan lokasi juga mempertimbangkan kebutuhan lahan untuk jenjang pendidikan yang berbeda. SD membutuhkan lahan sekitar 2.000-3.000 meter persegi, SMP sekitar 6.000 meter persegi, SMA sekitar 10.000 meter persegi, dan SMK minimal 2-3 hektar. Besarnya kebutuhan lahan ini menjadi pertimbangan penting dalam menentukan lokasi yang paling tepat dan efisien.
Selain lokasi, ketersediaan tenaga pendidik juga menjadi faktor kunci. Disdik Batam berencana memanfaatkan lulusan program Guru Penggerak untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar. Namun, mengingat moratorium rekrutmen guru sesuai UU No. 20 Tahun 2023, pengembangan Sekolah Rakyat ini memerlukan perencanaan yang matang dan bijak.
Dukungan Pemerintah Provinsi Kepri
Realisasi pembangunan Sekolah Rakyat ini bergantung pada kesepakatan dengan Pemerintah Provinsi Kepri. Program ini merupakan bagian dari usulan yang sedang dibahas bersama. "Kami tidak ingin tergesa-gesa. Fokus utama kami sekarang tetap memastikan setiap anak di Batam bisa mendapatkan pendidikan," tegas Tri Wahyu Rubianto. Kolaborasi yang erat antara pemerintah kota dan provinsi sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Sekolah Rakyat direncanakan untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Konsep boarding school ini akan memberikan pendidikan gratis, tempat tinggal layak, gizi cukup, dan pengasuhan bagi siswa. Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memberikan akses pendidikan yang setara bagi seluruh anak di Batam, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Proses pembangunan Sekolah Rakyat ini akan dilakukan secara bertahap dan terencana. Disdik Batam akan terus melakukan kajian dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan program ini berjalan lancar dan efektif. Tujuan utama adalah memastikan setiap anak di Batam memiliki kesempatan untuk mengenyam pendidikan yang berkualitas.
Keberhasilan program Sekolah Rakyat ini tidak hanya bergantung pada tersedianya lahan dan tenaga pendidik, tetapi juga pada dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah. Dengan komitmen dan kerja sama yang kuat, diharapkan program ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan di Batam.