Disdik Batam Rancang Strategi MBG di Pulau Penyangga
Dinas Pendidikan Batam menyiapkan mekanisme penyaluran program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di pulau penyangga dengan melibatkan UMKM lokal, guna efisiensi biaya dan operasional.

Disdik Batam Siapkan Strategi Baru untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Pulau Penyangga
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Batam tengah mempersiapkan strategi baru untuk mendistribusikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada siswa di pulau-pulau penyangga. Inisiatif ini muncul sebagai respon atas kendala logistik dan efisiensi biaya yang dihadapi dalam implementasi program tersebut.
Kepala Disdik Batam, Tri Wahyu Rubianto, menjelaskan bahwa membangun dapur umum di pulau-pulau terluar akan sangat sulit dan membutuhkan biaya operasional yang tinggi. Hal ini disebabkan keterbatasan lahan di sekitar sekolah-sekolah di pulau penyangga. Sebagai solusinya, Disdik Batam mengusulkan kerja sama dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal sebagai penyedia makanan bergizi untuk para siswa.
"Di Batam, sulit mendapatkan lahan yang dekat dengan sekolah untuk membangun dapur umum. Karena itu, kemitraan dengan UMKM menjadi opsi yang lebih realistis, terutama di daerah penyangga," ungkap Tri Wahyu Rubianto dalam keterangannya Sabtu lalu.
Sistem dapur umum terpusat yang saat ini diterapkan di pulau utama Batam dinilai kurang efektif bila diterapkan di pulau-pulau penyangga. Biaya operasional yang membengkak menjadi pertimbangan utama. Oleh karena itu, pemberdayaan UMKM lokal dinilai sebagai solusi yang lebih efisien dan berkelanjutan.
"Operasionalnya jadi lebih besar kalau harus menerapkan sistem dapur umum di hinterland. Karena itu, kami mengusulkan memberdayakan makanan setempat. Pola ini akan dibahas lebih lanjut bersama Badan Gizi Nasional (BGN)," tambah beliau.
Saat ini, program MBG telah berjalan lancar di empat sekolah di Batam, yaitu SDN 003 Bengkong, SDN 006 Bengkong, SDN 010 Bengkong, dan SMPN 30 Batam. Namun, keterbatasan jumlah dapur umum sehat (baru satu unit yang beroperasi) masih menjadi tantangan tersendiri.
Selain strategi pendistribusian, Disdik Batam juga telah menginstruksikan seluruh satuan pendidikan untuk menyediakan tempat cuci tangan (wasbak) dan sabun bagi siswa. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan siswa, mengingat beberapa siswa belum terbiasa menggunakan sendok dan garpu.
"Seluruh kepala sekolah sudah kita instruksikan untuk menyiapkan wasbak dan juga sabun cuci tangan. Ternyata ada anak-anak yang tidak biasa menggunakan alat makan, mereka biasanya makan pakai tangan langsung," ujar Tri Wahyu Rubianto.
Ke depannya, kolaborasi antara Disdik Batam dan BGN akan menentukan detail mekanisme program MBG di pulau penyangga. Inisiatif ini diharapkan dapat memastikan semua siswa di Batam, termasuk di pulau-pulau penyangga, mendapatkan akses makanan bergizi yang cukup untuk mendukung proses belajar mereka.